Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Orang Munafik Menurut Al-Qur'an - Tafsir QS. Al-Baqarah: 8-12

Alfailmu.com - Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan kata 'munafik', bukan? Ada juga yang menyebutnya dengan kata "nifaq". Biasanya orang di berbagai kalangan menyebutnya dengan kata sebutan orang munafik.

orang munafik menurut al-qur'an - tafsir qs. al-baqarah: 8-12

Munafik adalah salah sifat tercela, bahkan menjadi raja dari segala sifat tercela. Betapa tidak, karena diberi perbandingan di dalam Al-Quran bahwa orang kafir akan dilemparkan ke dalam neraka, tetapi jahatnya lagi orang munafik akan dilemparkan ke neraka yang lebih dalam dari orang kafir. 

Hal ini dikarenakan orang kafir jelas kekafirannya dan tidak beriman, sedangkan orang munafik mereka memperlihatkan imannya di depan orang mukmin sedangkan mereka dalam kekafiran, menjadi musuh mukmin dan menusuknya dari belakang.

Orang Munafik Menurut Al-Qur'an - Kajian Tafsir QS. Al-Baqarah: 8-12

Lantas bagaimana keterangan Al-Qur'an terhadap orang-orang munafik? Berikut penulis kutip arti dan penjelasan dari Surat Al-Baqarah ayat 8-12:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (٨) 
Artinya: Diantara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah: 8)

Ayat tersebut diturunkan secara khusus kepada orang-orang munafik. Diakhirkan penyebutan ayat tentang munafik ketimbang ayat tentang takwa dan kafir. Hal ini menunjukkan bahwa orang munafik itu lebih buruk daripada orang kafir. Mereka adalah orang yang mengatakan beriman kepada Allah dan hari akhir (hari kiamat), padahal mereka sebenarnya tidak beriman.

Kata 'hari akhir' pada ayat tersebut bermakna bahwa hari akhir ialah akhir dari segala hari. Syeikh Ahmad Shawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hari akhir ini bisa dipahami kepada dua bentuk, yaitu hari yang berbatas, dimulai dengan tiupan Sangkakala yang pertama dan berakhir dengan keputusan surga-neraka, atau bisa juga dipahami kepada hari yang tidak ada batas, karena tiada akhir lagi setelah hari kiamat tersebut.

Penyebutan kalimat dengan jumlah ismiah (kalimat nomina) pada kata 'وما هم بمؤمنين' bermaksud selamanya dan terus menerus, karena penggunaan kata ism (kata benda) dalam Bahasa Arab mengandung faedah tidak bermasa (artinya selamanya). Berbeda dengan kata fi'il (kata kerja) yang memiliki masa (lampau, sekarang dan akan datang).

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (٩) 
Artinya: Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar(QS. Al-Baqarah: 9)

Orang munafik hendak menipu Allah dan orang-orang beriman dengan memperlihatkan iman dan menyembunyikan kekafirannya. Hal ini dilakukan agar mereka terlepas dari hukum duniawi, seperti pada hukum pembunuhan, sandera, dan pajak.

Padahal nyatanya mereka malah menipu diri sendiri, dan mereka tidak tahu. Kenapa yang tertipu mereka sendiri? Karena bala (azab) atas penipuan mereka itu akan dikembalikan kepada mereka sendiri. Allah juga akan membongkar kebohongan mereka di dunia dan selanjutnya akan diazab di akhirat.

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (١٠) 
Artinya: Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta(QS. Al-Baqarah: 10)

Orang munafik di dalam hatinya ada penyakit, yaitu rasa ragu dan nifaq itu sendiri. Maka tatkala turun ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kekufuran mereka, bertambahlah rasa sakitnya. Sebagaimana orang mukmin yang bertambah imannya akan merasakan kebahagiaan dan kesenangan, sebaliknya orang munafik semakin bertambah kekufuran dan kemunafikan,

Mereka juga akan merasa kesakitan pula pada hissi (sakit yang terasa pada tubuh), gundah, resah, dan ketidaktenangan dalam hidup. Hingga akhirnya orang munafik akan ditimpakan azab yang sangat pedih atas kedustaan yang telah mereka lakukan.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (١١) 
Artinya: dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah: 11)

Sebagian sifat orang munafik ialah bila dikatakan jangan melakukan kerusakan di bumi dengan kekufuran dan berpaling dari iman, maka mereka menjawab "kami adalah orang-orang yang berbuat kebaikan". Orang munafik membela diri dengan alasan bahwa mereka tidak melakukan kerusakan apapun, tetapi mereka fokus pada melakukan kebaikan.

أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ (١٢)
Artinya: Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar(QS. Al-Baqarah: 12)

Allah SWT memperingatkan dan menguatkan bahwa orang munafik benar-benar telah melakukan kerusakan, hanya saja mereka tidak merasakannya. Orang munafik merasa tidak melakukan kerusakan apapun, hal ini dikarenakan kerasnya bashirah (mata hati) mereka.

Pemakaian kata 'شعور' (perasaan) pada akhir ayat bukan dengan kata 'علم', hal ini menunjukkan bahwa derajat orang munafik tidak mencapai derajat yang sama dengan hewan, bahkan lebih rendah dari hewan. 

Karena hewan biasanya akan melindungi diri dari sesuatu yang membahayakan, dan ia tidak akan mendekatinya karena bisa merasakan. Namun, berbeda dengan orang munafik, mereka tahu tentang buruknya nifaq tetapi tidak bisa merasakan bahayanya sehingga terus menerus dalam kemunafikan. 

Demikianlah penjelasan tentang orang munafik dalam Al-Qur'an berdasarkan tafsir dari Surat Al-Baqarah Ayat 8-12. Wallahua'lam bisshawab


Sumber:
Syeikh Ahmad bin Muhammad as-Shawi, Hasyiat as-Shawi 'ala Tafsir al-Jalalain, (Beirut: Dar al-Fikri, 2012), h. 26-28.