Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Buku Kecil bagi Penuntut Ilmu dalam Belajar

Alfailmu.com - Tujuan dari menuntut ilmu di antaranya adalah agar dapat mengambil faedah (manfaat) dari ilmu tersebut. Betapa banyak orang yang menuntut ilmu tetapi tidak mendapatkan faedah dari ilmu tersebut.

pentingnya buku kecil bagi penuntut ilmu dalam belajar

Berikut penulis kutip dari Kitab Ta’liim al-Muta’allim beberapa hal penting yang mesti dilakukan seorang penuntut ilmu agama dalam belajar agar ilmunya menjadi berkah dan bermanfaat bagi orang lain.

Seorang penuntut ilmu sudah menjadi kewajibannya agar tidak bermalas-malasan dalam mencari faedah ilmu setiap waktu, sampai ia mendapat berbagai kelebihan.

Cara mendapatkan faedah ilmu salah satunya ialah dengan selalu membawa ‘buku kecil’ di setiap waktu, sehingga ia bisa menulis apapun yang didengar dari faedah-faedah ilmu tersebut.

Ada ulama mengatakan, “Barangsiapa yang menghafal sesuatu, niscaya hafalan itu akan sirna, dan barang siapa yang menulis, niscaya tulisan itu akan tetap”.

Ada juga ulama yang lain yang mengatakan, “Bahwa ilmu itu yang berasal dari para ‘laki-laki’ (ulama), karena mereka menghafal dengan baik apa yang didengar, dan menyampaikan dengan baik apa yang mereka hafal”.

Syeikh Ibrahim bin Isma'il mendengar, bahwa Syeikh al-Ustadz Zain al-Islam yang masyhur dengan al-Adiib al-Mukhtar berkata, dari Hilal bin Yassar, ia berkata, ‘Aku melihat Nabi Saw mengatakan sesuatu untuk para Sahabat tentang ilmu dan hikmah :

فقلت يا رسول الله أعد لي ما قلت لهم فقال لي هل معك محبرة فقلت ما معي محبرة فقال النبي  صلى الله تعالى عليه وسلم ياهلال لا تفارق المحبرة فإن الخير فيها وأهلها إلى يوم القيامة . (الحديث)

Maka aku pun berkata, “Ya Rasulullah mohon diulangi apa yang engkau sampaikan kepada para sahabat!”, Rasulullah Saw, bersabda, “Apa engkau membawa buku kecil?”, aku jawab “Tidak Ada”, kemudian Rasulullah Saw pun bersabda “Ya Hilal, jangan engkau tinggalkan buku kecil, karena sesungguhnya ada kebaikan padanya dan ahlinya hingga hari kiamat”.

Syeikh As-Shadr as-Syahid Hisam ad-Din telah mewasiatkan bagi putranya agar menghafal setiap harinya sedikit tentang ilmu dan hikmah, karena ilmu itu walau sedikit dalam waktu dekat akan menjadi banyak. 

Riwayat menceritakan bahwa ‘Isam bin Yusuf membeli satu pena dengan harga 1 dinar hanya untuk menulis apa yang didengar. Coba kita bayangkan, dengan uang 1 dinar itu bila dikonversikan ke dalam uang kita sekarang bisa mencapai 2 s/d 3 juta rupiah.

Hebatnya ulama dahulu membelikan sebuah pulpen dengan harga yang begitu tinggi, sebagai bentuk himmah (semangat) kepada belajar ilmu, dan harta itu tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kemuliaan ilmu agama.

Karena itu juga, para penuntut ilmu mesti sadar bahwa umur manusia sangat singkat, sedangkan ilmu terlalu banyak, maka sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang penuntut ilmu agar tidak menyia-nyiakan setiap waktunya lewat begitu saja.

Seorang pelajar harus mempergunakan waktu-waktu malam serta waktu-waktu kosong lainnya untuk terus belajar. Diriwayatkan dari Yahya bin Mu’adz, beliau berkata:
Malam itu sangat panjang, maka jangan kamu persingkat dengan tidurmu. Sedangkan siang itu akan berlalu, maka jangan kamu kotori dengan dosa-dosamu
Begitu juga, seorang penuntut ilmu seharusnya giat mencari guru dan mengambil ilmu dari mereka, karena setiap ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan menjumpai mereka. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh guru kita Syeikh al-Islam berkata dalam kitabnya yang berjudul Masyaikhah:
Betapa banyak telah aku jumpai ulama-ulama besar dalam bidang ilmu dan kelebihan padahal aku tidak memilih mereka untuk belajar, serta kutulis atas penyesalanku ini dengan satu bait syair – Oo betapa menyesalnya aku atas luput dari perjumpaan, karena setiap yang luput itu kefanaan yang didapatkan – 
Artinya adalah bahwa sesuatu yang telah luput tersebut menjadi fana dan tidak mungkin mendapatkannya kembali.

Fokus juga menjadi bagian yang sangat penting bukan hanya pada pekerjaan tetapi juga dalam belajar ilmu agama. Khalifah ke-empat, Sayyidina ‘Ali Karamallahu wajhah pernah berkata:
Apabila kau dalam melakukan sesuatu, maka fokuslah. Dan percayalah bahwa menjauhi dari ilmu Allah Ta’ala adalah satu kehinaan dan kerugian, dan aku berlindung kepada Allah dari demikian, siang dan malam
Maksudnya ialah para penuntut ilmu harus fokus serta membawa segenap hati dan keikhlasan dalam menuntut ilmu, dan jangan coba-coba menjauhkan diri dari ilmu agama, karena dengan menjauhinya secara langsung kita menjauhkan diri dari Allah Ta’ala.

Seorang penuntut ilmu juga harus mampu menanggung kesulitan dan kehinaan dalam menuntut ilmu, karena hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan menjadi bagian dari belajar. 

Hingga iltimas (merengek-rengek) kepada manusia pun yang dasarnya tidak boleh dibenarkan dalam mencari ilmu. Karena sudah seharusnya seorang pelajar itu ber-iltimas kepada guru-guru, teman-teman, dan orang lain guna memperoleh ilmu dan hikmah dari mereka.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka sudah seharusnya seorang penuntut ilmu itu harus mencari ilmu setiap waktu dengan membawa buku dan pena untuk menulis, tidak boleh menyia-nyiakan waktunya dan bermalas-malasan.

Terus seorang penuntut ilmu harus selalu menjumpai guru dan teman-teman untuk mengambil faedah ilmu dan keberkahan dari mereka. Dengan demikian, mudah-mudahan seorang penuntut ilmu akan memperoleh ilmu yang berkah, bermanfaat, serta dapat memberikan motivasi bagi masyarakat agar dapat terus belajar ilmu agama hingga akhir hayat. Wallahu a’lam


Sumber :
Syeikh Ibrahim bin Isma'il, Syarh Ta'liim al-Muta'allim li as-Syeikh al-Imam Zarnuji, (Indonesia : al-Aqsha, t.th), h. 38 – 39.