Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Orang Kafir Menurut Al-Qur'an - Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 6 - 7

Orang Kafir Menurut Al-Qur'an - Tafsir QS. Al-Baqarah: 6-7

Alfailmu.com - Beberapa waktu yang lalu sempat viral terhadap penggunaan istilah kata 'kafir' di Indonesia. Padahal bila kita melihat kilas balik dari masa nenek moyang kita dahulu kata kafir itu biasa-biasa saja, toh itu cuma istilah keagamaan.

orang kafir menurut al-qur'an? - tafsir qs. al-baqarah: 6-7


Pada tulisan kali ini, penulis tidak akan berbicara mengenai kata kafir tersebut dan penggunaannya, melainkan tentang bagaimana pandangan Al-Qur'an tentang orang kafir, siapa mereka, dan bagaimana ciri-ciri mereka. Untuk mengetahui sejumlah pertanyaan tersebut, mari kita simak firman Allah SWT pada Surat Al-Baqarah ayat 6-7 berikut:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (6) خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (7)

Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman (6). Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat berat (7).

Ayat di atas diturunkan kepada  kafir Mekkah, seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan beberapa yang lain sebagaimana yang telah ada dalam ilmu Allah ta'ala terhadap kekafiran mereka. Hal ini menandakan bahwa Allah telah mengetahui siapa saja yang tidak beriman sejak masa Nabi Adam As hingga hari kiamat esok, serta Allah telah persiapkan neraka buat mereka.

Berdasarkan ayat tersebut orang kafir mempunyai prinsip bahwa tetap tidak akan beriman baik dengan diberikan 'nadzir' (memberikan berita peringatan) maupun tidak. Karena Allah maha mengetahui terhadap kekafiran mereka, sehingga kita tidak perlu berupaya keras agar mereka beriman.

Kenapa orang kafir yang disebutkan di atas tidak akan beriman? Karena Allah SWT telah 'menstempel' hati-hati mereka, pendengaran, dan penglihatan dengan satu penutup. Allah telah menutup hati yang berarti  mereka akan tetap dalam kekufurannya serta tidak akan berubah, hingga tidak akan masuk kebenaran.

Allah tutup pendengaran mereka, artinya bukan mereka tuli, namun maksud di sini adalah ditutup tempat mendengar kebaikan, sehingga mereka tidak akan mendengar kebenaran. Kemudian, Allah tutup penglihatan mereka sehingga tidak mampu melihat kebenaran.

Maksud 'غشاوة' (penutup) pada ayat 7 tersebut adalah tidak sampai nur maknawi (cahaya keimanan) kepada mereka. Artinya mereka bukan keras hati, tuli dan buta secara hakiki. Namun, cahaya iman lah yang tidak sampai kepada mereka, sehingga orang kafir tersebut tidak bisa merasakan, mendengar dan melihat kebenaran Islam, terus dalam kekufurannya serta mereka akan mendapatkan azab yang pedih. 

Makna azab di sini adalah pemberian rasa sakit kepada makhluk hidup secara hina, dan orang-orang kafir akan berkekalan dalam azab tersebut. Penggunaan kata (عظيم) yang berarti 'agung' pada ayat tersebut ditakwilkan (dipalingkan) menjadi 'kuat', karena penggunaan kata 'agung' hanya berlaku pada sifat tubuh, sehingga arti agung pada ayat tersebut menjadi tidak sesuai dan ditakwilkan ibaratnya menjadi 'kuat'. 

Nah, itu dia penjelasan mengenai siapa orang kafir menurut Al-Qur'an berdasarkan tafsir Surat Al-Baqarah ayat 6-7. Wallahua'lam bisshawab


Sumber: 
Syeikh Ahmad bin Muhammad as-Shawi, Hasyiat as-Shawi 'ala Tafsir al-Jalalain, (Beirut: Dar al-Fikri, 2012), h. 25-26.