Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Dari Hati, Akan Masuk Ke Hati

Alfailmu.com - Habib Umar bin Hafidz menceritakan bahwa Syeikh Abdul Qadir AI-Jailani jika menyampaikan pengajiannya selalu menggunakan bahasa yang sederhana. Anak beliau yang telah banyak menuntut ilmu dan gemar menyampaikan ilmu berbisik di dalam hatinya, "Jika aku diizinkan  menyampaikan ilmu, tentu akan lebih  banyak orang yang menangis."

Yang Dari Hati, Akan Masuk Ke Hati
 Foto: muslimobsession.com

Maka suatu  hari Syeikh Abdul  Qadir AI-Jailani bermaksud  mendidik  anaknya,  beliau berkata:
"Wahai anakku, berdirilah dan sampaikan ceramahmu."

Anak beliau kemudian berceramah dengan  isi dan gaya yang bagus. Namun tiada seorang pun yang menangis dan merasa khusyuk, para hadirin bahkan merasa bosan mendengarnya.

Setelah anaknya selesai berceramah, Syeikh Abdul Qadir naik ke atas mimbar lalu berkata:
"Para hadirin sekalian, malam tadi istriku Ummul Fuqara, menghidangkan ayam panggang yang sangat lezat, tiba-tiba seekor kucing datang dan memakannya." Mendengar ucapan ini, para hadirin menangis dan menjerit.

Anak beliau berkata:
"Aneh. Aku bacakan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis-hadis Nabi, syair dan berbagai akhbar, namun tidak seorang pun yang menangis. Namun, ketika ayahku menyampaikan  ucapan yang tidak ada artinya, mereka justru menangis. Sungguh aneh, apa sebabnya?".

Habib Umar melanjutkan bahwa inti ceramah bukan terletak pada susunan kalimat, tetapi pada kesucian  hati dan sifat shiddiq (benar) orang yang berceramah.

Sewaktu Syeikh Syeikh Abdul Qadir AI-Jailani berbicara, para  hadirin  menangis karena mengartikan kucing dalam kisah beliau itu sebagai setan yang mencuri amal anak Adam dengan cara menimbulkan rasa riya, ujub dan sombong.

Ada pula yang menangis  karena mengibaratkan cerita itu dengan keadaan su'ul  khatimah, yakni ia membayangkan seseorang yang memiliki amal yang sangat banyak, tetapi usianya berakhir dengan su'ul  khatimah. 

Mereka  menangis dan merasa takut kepada Allah hanya karena ucapan biasa. Sesungguhnya dari ucapan itu telah membuat mereka berfikir, memancarkan cahaya di hati mereka. berkat dari cahaya yang memancar dari kebersihan hati Syeikh Abdul Qadir AI-Jailani. (@sahabat.aswaja)