Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Pembelahan Dada Nabi Muhammad SAW

Alfailmu.com - Pernah suatu ketika saat Nabi Muhammad Saw masih bersama keluarga Halimatus Sa’diyah, terjadi satu kejadian penting dalam sejarah Islam, yaitu pembelahan dada Nabi Muhammad lalu dikeluarkan bagian tempat setan dari dalam dadanya. Kejadian ini terjadi saat Nabi Saw berusia tiga tahun.

Terkait dengan ada bagian tempat setan dalam tubuh Nabi Saw, hal ini sesuai dengan hadis:

ما من مولود يولد إلّا نخسه الشيطان، فيستهل صارخا من نخسة الشيطان إلّا ابن مريم وأمه

Artinya: Tidaklah seorang bayi pun yang lahir kecuali mendapatkan tusukan dari setan, sehingga bayi itu menangis keras karenanya, kecuali putra Maryam dan ibunya.

Dengan sebab peristiwa pembelahan dada tadi membuat Halimatus Sa’diyah jadi takut. Bukan hanya Halimah, bahkan suaminya juga ikut ketakutan, ia berkata:

يا حليمة لقد خشيت أن يكون ابني أصيب فانطلقي بنا نردّه إلى أهله قبل أن يظهر به

Wahai Halimah, aku khawatir anakku akan tertimpa kejadian yang sama, mari kita kembalikan saja dia (Nabi Muhammad Saw) kepada keluarganya sebelum terjadi sesuatu.”

Karena ketakutan itu Halimatus Sa’diyah mengembalikan Nabi Saw kepada ibundanya, Siti Aminah. Saat bertemu, Siti Aminah berkata: 

ما ردّكما به يا ظئر فقد كنتما عليه حريصين؟

Mengapa kalian mengembalikannya (Nabi Saw), wahai yang menyusui, apakah kalian sedang berhemat?

Halimah menjawabnya:

لا والله إلّا أن الله قد أدّى عنا وقضينا الذي علينا وقلنا نخشى الاتلاف والأحداث نرده إلى أهله.

Demi Allah, tidak! Allah telah memenuhi segala kebutuhan kami”. Mereka melanjutkan, “Kami takut atas beberapa kejadian yang dapat menyakiti kami, maka kami mengembalikan Nabi Saw kepada keluarganya.”

Setelah itu baru Halimah menjelaskan apa yang telah terjadi kepada baginda Nabi Saw. Halimatus Sa’diyah menceritakan bahwa tatkala Nabi Muhammad Saw mengembala anak kambing di belakang rumah bersama dengan para saudara sepersusuannya, tiba-tiba para saudara sepersusuannya itu berlari dengan terengah-engah sambil menceritakan kepada ibu (Halimah) dan ayahnya.

Dalam cerita itu, para saudara sepersusuan Nabi Saw menjelaskan bahwa saudaranya dari dari Suku Quraisy itu ditangkap oleh dua orang laki-laki yang memakai baju putih. Lalu kedua orang lelaki tersebut membaringkannya, kemudian membelah perutnya sambil keduanya terus menggerakkannya dengan cemeti.

Mendengar cerita itu, Halimah dan suaminya langsung menuju ke tempat kejadian, ia melihat Nabi Saw dalam keadaan pucat pasi. Setelah peristiwa itu Halimah dan suaminya terus bersama dengan Nabi Saw.

Tatkala Halimah bertanya tentang apa yang terjadi kepada anak susuannya itu, Nabi Saw menjawabnya:

جاءني رجلان عليهما ثياب بيض، فقال أحدهما لصاحبه: أهو هو؟؟ قال نعم. فأقبلا يبتدراني فأضجعاني فشقا بطني، فالتمسا فيه شيئا، فأخذاه وطرحاه ولا أدري ما هو.

Dua orang laki-laki berbaju putih telah mendatangiku, kemudian salah satunya bertanya pada temannya, -Apakah anak ini orangnya?-, Temannya yang satu menjawab, -Iya!-. Kemudian keduanya menangkapku dan membaringkan diriku, setelah itu mereka berdua  membelah perutku.

Mereka berdua mencari sesuatu dalam perutku. Setelah itu, mereka mengeluarkan sesuatu dalam perutku dan membuangnya, tetapi aku tidak tahu apa yang diambil dan dibuang tersebut.”

Demikian peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad Saw saat beliau masih kecil. Disebutkan dalam salah satu footnote Kitab Nurul Yaqin, bahwa sebenarnya pembelahan Dada Nabi Saw terjadi dua kali, pertama yang ada dalam kisah ini yaitu saat beliau berusia tiga tahun, sementara yang kedua adalah saat sebelum Nabi Isra dan Mi’raj.

Sumber:
Syekh Khudari Bik, Nurul Yaqin, disunting.