Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Pendapat Para Ulama Tentang Kapannya Nuzulul Qur'an

Alfailmu.com - Bulan suci Ramadhan menjadi bulan yang meriah dan serta kebahagiaan bagi setiap muslim, iya seharusnya memang demikian, bukan?. Selain bulan yang penuh dengan keberkahan, juga di bulan  ini Allah turunkan Al-Qur'an al-Karim atau yang kerap kita dengar dengan sebutan nuzulul qur'an. 

kapan sebenarnya nuzulul qur'an?

Namun, ada perselisihan pendapat pada penetapan tanggal kapan pastinya turun Alquran. Para ulama pun berbeda pendapat pada hal tersebut, tentunya semua berdasarkan dengan dalil-dalil dan argumen yang kuat.

Berdasarkan perbedaan tersebut, di dalam Kitab al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an, Imam Suyuthi menukil tulisan Ibnu Hajar dari Kitab Fathul Bari, di mana ada satu riwayat dari Ahmad dan Baihaqi bahwa Nabi Shallahu 'Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:

"Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil 13 Ramadhan, Zabur 18 Ramadhan dan Alquran 24 Ramadhan."

Dalam riwayat lain Suhuf Ibrahim pada awal Ramadhan. Hadis ini sesuai dengan firman Allah SWT yang menjelaskan bahwa Alquran turun pada bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah: 185) dan pada malam lailatul qadar (QS. Al-Qadr: 1). Maka kemungkinan lailatul qadar tahun itu bertepatan dengan malam yang diturunkan Alquran sekaligus ke langit dunia, lalu hari ke-24 diturunkan bagian awal Surat Al-'Alaq ke bumi. [1]

Lalu bagaimana dengan peringatan nuzulul qur'an pada 17 Ramadhan sebagaimana yang berlaku di Indonesia?

Dalam Kitab Tarikh Tasyri' al-Islamiy karya Khudari Bik disebutkan bahwa terjadi perbedaan pendapat tentang kapan tepatnya nuzulul qur'an. Ibnu Ishaq lebih cenderung hal itu terjadi pada 17 Ramadhan. Dasarnya apa? Ternyata beliau memahami hal ini dari isyarat dalam Alquran pada Surat Al-Anfal ayat  41:

.إِن كُنتُمْ آمَنتُم بِاللَّهِ وَمَا أَنزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 
".... Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemu dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Anfal: 41)

Maksudnya bertemu 2 pasukan pada potongan ayat tersebut yaitu bertemunya kaum muslimin dan musyrikin dalam Perang Badar, tepatnya hari jumat tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 hijriah. Hari furqan adalah hari turunnya Al-Qur'an. Keduanya memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama berlangsung pada hari Jumat 17 Ramadhan meski tahunnya berbeda.

Pendapat ini juga merujuk kepada hadith riwayat Imam At-Thabari dalam tafsirnya, dari Sayyidina Hasan bin Ali radhialllahu 'anhuma:

كانت ليلة الفرقان يوم التقى الجمعان لسبع عشرة من شهر رمضان
Malam al-Furqan (malam diturunkannya Al-Qur'an) adalah bertepatan hari pertempuran dua golongan yaitu tanggal 17 Ramadhan. Syeikh Kudhari Bik lebih condong kepada pendapat ini.[2]

Maka apapun pilihanmu pada dua hal ini, tidak perlu saling menyalahkan dan bertengkar. Karena masing-masing punya argumen dan dalil, jika sekarang kita berada di Indonesia dengan nuzulul qur'an pada tanggal 17 Ramadhan, maka tinggal kita ikuti saja sebagaimana biasa. Bukankah perbedaan dalam Islam itu membawa rahmat? Wallahu a'alam


Sumber: 
Tgk. H. Iqbal Jalil, S.HI, santri di Dayah MUDI Mesra Samalanga, Bireun, Aceh
Disunting dan ditambahkan sedikit oleh Penulis

(1) As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum al-Quran, (Beirut: Dar Fikr, t.th), h. 59.
(2) Khudari Bik, Tarikh Tasyri', h. 6-7.