Bagaimana Cara Mudah Memaafkan Orang Lain? Ikuti 3 Langkah Berikut!
Daftar Isi
Lantas bagaimana cara melatih diri agar dapat mudah memaafkan kesalahan orang lain? Yuk, simak penjelasan Al-Habib Ali Zainal Abidin Al-Hamid berikut ini.
Bagaimana Cara Mudah Memaafkan Orang Lain? Ikuti Langkah-Langkah Berikut!
Dalam Al-Qur'anul Karim, tatkala Allah SWT mendidik baginda Rasulullah SAW tentang bagaimana supaya hati ini tak menyimpan rasa dendam apapun kepada orang lain, dengan firman-Nya:
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali Imran: 159)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ
وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟
مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali Imran: 159)
1. Berlaku lemah lembut kepada siapapun, termasuk orang salah
Ayat di atas menjelaskan, "فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ" (dengan rahmat yang Allah), yakni rahmat yang Allah Subhanahu Wata'ala berikan kepada Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam, maka "لِنتَ لَهُمْ" (hendaklah kamu berlemah-lembut kepada mereka). Kepada siapa perintah berlemah lembut yang dimaksudkan dalam ayat tersebut?
Iya, sudah tentu jawabannya kepada mereka yang salah, yang lari berhamburan ketika dalam peperangan Uhud meninggalkan baginda Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam.
Iya, sudah tentu jawabannya kepada mereka yang salah, yang lari berhamburan ketika dalam peperangan Uhud meninggalkan baginda Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam.
Lantas, kenapa Allah memerintahkan kepada Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam untuk berlemah lembut kepada mereka, padahal mereka salah. Jawabannya karena rahmat yang Allah berikan kepada Rasulullah dan orang yang memiliki sifat rahmat tidak boleh kasar dan menghina kepada orang lain.
2. Jangan berlaku kasar kepada orang yang salah
Allah melanjutkan "وَلَوْ كُنتَ فَظًّا" (kalau engkau kasar), artinya dalam tutur kata, "غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ" (keras hati), maksudnya tidak mau memaafkan serta dendam. Maka tentulah "لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ" (mereka akan lari daripada kamu). Kasar dalam tutur kata, keras hati akan menyebabkan orang lain menjauhkan diri dari Rasulullah SAW.
Maksudnya ialah apabila mereka menjauhkan diri dari Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam, maka mereka tidak akan mendapat hidayah. Sedangkan Rasulullah SAW adalah orang yang diberi rahmat, maka tidak boleh menjadi sebab kemudharatan bagi orang lain.
Maksudnya ialah apabila mereka menjauhkan diri dari Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam, maka mereka tidak akan mendapat hidayah. Sedangkan Rasulullah SAW adalah orang yang diberi rahmat, maka tidak boleh menjadi sebab kemudharatan bagi orang lain.
3. Maafkan orang yang bersalah dan doakan mereka
Lantas, apa yang harus dilakukan? Allah menjawabnya dalam lanjutan ayat, "فَٱعْفُ عَنْهُمْ" (maafkanlah mereka) yang bersalah, dan "وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ" (minta ampun kepada Allah untuk mereka), yakni mereka yang bersalah, sedangkan yang memintakan ampun atas kesalahan mereka ialah Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi Wasallam.
Kata seorang arifin (orang yang telah mencapai derajat ma'rifah kepada Allah Subhanu Wata'ala):
Carilah kata 'mungkin' tersebut hingga 70 (kemungkinan). Tujuannya ialah agar kita beranggapan bahwa salahnya tidak besar untuk kita, bukan maksudnya untuk membenarkan salah mereka, tetapi agar kita memiliki jiwa besar.
Begitu pula tujuannya agar kita tidak tertipu dengan musibah yang lebih besar daripada orang itu. Karena apabila kita mendendam, maka dendam penyakit bagi hati. Apabila kita marah, marah tersebut penyakit hati.
Kata seorang arifin (orang yang telah mencapai derajat ma'rifah kepada Allah Subhanu Wata'ala):
Carilah keuzuran akan kesalahan orang lain kepada kamu sampai 70 kemungkinanMaksudnya apabila ada orang yang salah kepada kita, maka carilah 70 kemungkinan yang seolah-olah menjadikan perbuatan salah mereka tersebut merupakan hal tidak sengaja. "Mungkin dia lupa", "mungkin dia tidak sengaja", "Mungkin dia dipaksa", atau "mungkin dia tertekan", dan kemungkinan-kemungkinan yang lain.
Carilah kata 'mungkin' tersebut hingga 70 (kemungkinan). Tujuannya ialah agar kita beranggapan bahwa salahnya tidak besar untuk kita, bukan maksudnya untuk membenarkan salah mereka, tetapi agar kita memiliki jiwa besar.
Begitu pula tujuannya agar kita tidak tertipu dengan musibah yang lebih besar daripada orang itu. Karena apabila kita mendendam, maka dendam penyakit bagi hati. Apabila kita marah, marah tersebut penyakit hati.
Sehingga kita berhadapan dengan musibah yang lebih besar ketimbang orang yang hanya berbuat salah kepada kita.
Nah, begitulah tips dari Habib Ali Zainal Abidin tentang bagaimana cara mudah memaafkan orang lain. Semoga bermanfaat.
Sumber:
Al-Habib Ali Zainal Abidin Al-Hamid, dikutip dalam satu video beliau dari Akun Instagram @habibalizaenalalhamid, disunting oleh penulis.
Sumber:
Al-Habib Ali Zainal Abidin Al-Hamid, dikutip dalam satu video beliau dari Akun Instagram @habibalizaenalalhamid, disunting oleh penulis.