Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Allah SWT Membutuhkan Ibadah Hamba? Begini Penjelasannya

Alfailmu.com - Banyak yang bertanya, "Apakah Allah membutuhkan ibadah hamba-hambanya?". Dengan Tegas Habib Umar Al-Hafizh menjawab dan bersumpah, "Demi Allah, Allah tidak membutuhkan apapun karena ia adalah Tuhan". Juga Allah tidak membutuhkan ibadah dari hamba-hamba-Nya.

Allah tidak butuh ibadah hamba

Namun Allah memberikan karunia menciptakan alam semesta dari yang tadinya tidak ada dan memuliakan umat manusia bahkan sebelum diciptakan.

Habib Umar melanjutkan, Malaikat tidak pernah absen beribadah, tetapi Allah tidak membutuhkan ibadah para malaikat atau lainnya. Namun, Allah memuliakan dengan menciptakan jenis makhluk ini yaitu umat manusia dan diberi keistimewaan dengan memberi kepemimpinan akan hukum Allah di atas muka bumi ini. Sebagaimana firman-Nya:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah:30)

Dan Allah menciptakan Nabi Adam 'Alaihissalam dan menciptakan kita untuk beribadah, firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Ad-Dzariyat: 56)

Penciptaan tersebut  maksudnya adalah untuk memuliakan kita. Sebagaimana Allah menciptakan matahari untuk keperluan kita, tetapi apakah Allah sendiri butuh menciptakan matahari? Tidak! Justru kitalah yang membutuhkannya, firman Allah SWT:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ

 Artinya: Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Fatir: 15)

Pada dasarnya Allah tidak membutuhkan sesuatu apapun. Allah tidak menciptakan sesuatu karena membutuhkannya. Allah tidak membutuhkan 'Arsy, Kursy, surga, neraka, manusia, tumbuhan, hewan, benda mati atau atau apapun itu. Bahkan makhluklah yang membutuhkan Allah SWT.

Allah tidak menciptakan sesuatu karena membutuhkan, Allah menciptakan untuk memuliakan, memberikan karunia serta untuk menguji. Firman-Nya:

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

 Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk: 2)

Di balik penciptaan makhluk-makhluk tersebut terdapat hikmah. Lantas, mengapa makhluk miskin seperti kita yang berasal dari mani mempertanyakan mengapa Allah melakukan ini dan itu? Mengapa kau lancang mempertanyakan perbuatan Allah akan semesta alam? Mengapa bertanya seperti itu?

Kita makhluk yang sama berasal dari mani lalu segumpal darah. Namun, seseorang lupa akan hakikat dirinya, dan mempertanyakan ketetapan tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Kewajiban kita hanyalah untuk mengetahui Siapa Tuhan ini, bagaimana sifat keagungannya.

Habib Umar mengisahkan satu permisalan bahwa dahulu pernah dikatakan terhadap hal semacam ini ini, " wahai orang yang membenturkan kepala ke gunung untuk melukai gunung ".Padahal gunung takkan terluka namun kasihanilah kepalamu yang akan pecah.

Itulah permisalan bagi orang lancang yang mempertanyakan perbuatan Allah. Allah sangat penyabar menjelaskan kepada mereka serta mengirimkan Rasul untuk menunjukkan jalan Hidayah. Sedangkan orang yang belum sampai risalah kepadanya maka takkan disiksa, bahkan dari kalangan musyrik dan kafir, sesuai dengan firman-Nya:

مَّنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

Artinya: Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (QS. Al-Israa: 15)

Ini adalah perkara ilahiyah. Pertanyaan 'mengapa Allah menciptakan makhluk?, Apakah Allah membutuhkan ibadah hamba?' ini pada asalnya tidak akan muncul, kecuali ketika keimanan kita melemah dan kekurangan ilmu. Jika tidak demikian maka hal itu takkan bisa diterima akal dan membantahnya sangat mudah bagi orang yang berakal.

Allah menciptakan segalanya dan tidak membutuhkan apapun dan ada hikmah dibalik penciptaan kita dalam wujud ini. Manusia tidak pantas mempertanyakan penciptaan tersebut atau bahkan hingga mau menggugat Tuhan.

Allah telah menciptakan apapun hingga manusia ke dalam bentuk yang paling sempurna. Tidak pantas bertanya apakah Allah punya tujuan atau tidak terhadap penciptaan itu. Tugas kita selaku hamba yang hina adalah mengambil hikmah dari kejadian itu.

Terakhir Habib Umar menutup dengan katanya, "Kenali penciptamu dan Berbicaralah dengan Tuhanmu sebagaimana layaknya seorang hamba kepada Tuhan dan makhluk ciptaan dalam terciptanya."

Artinya adalah sebagai manusia kita tidak boleh menanyakan penciptaan tuhan, dan kita harus meyakini bahwa Allah tidak akan pernah membutuhkan kepada ibadah hamba-hambanya. Allah Tidak tinggi derajat dengan menciptakan makhluk atau menjadi rendah ketika tidak menciptakannya. Allah lah yang Maha tinggi di atas segala-gala-nya (Habib Umar, @pena_tarim)