5 Macam Hidayah Berdasarkan Al-Qur’an

Daftar Isi
Hidayah Berdasarkan Al-Qur’an

Dari tafsir Surah Al-Fatihah ayat 1-7 terlihat bahwa manusia terbagi menjadi dua kelompok: kelompok hidayah dan kelompok kesesatan. Allah telah memberi manusia lima macam hidayah yang dapat dipergunakannya untuk mencapai kebahagiaan.

1. Hidayah ilham fitrah

Hidayah ini yang dimiliki bayi sejak lahir, di mana dia merasakan kebutuhan untuk makan dan minum sehingga dia menjerit meminta makan dan minum jika kedua orang tuanya lupa.

2. Hidayah indra

Hidayah Indra yang melengkapi hidayah pertama. Kedua hidayah ini sama-sama dimiliki oleh manusia dan hewan, malah pada permulaannya kedua hidayah ini lebih sempurna dalam diri hewan daripada dalam diri manusia.

Sebab ilham hewan segera menjadi sempurna tak lama setelah kelahilrannya, sedangkan dalam diri manusia ilham tersebut berkembang secara bertahap.

3. Hidayah akal

Hidayah akal merupakan hidayah yang lebih tinggi daripada hidayah ilham fitrah dan indra. Manusia diciptakan sebagai makhluk berperadaban agar ia hidup bersama orang lain.

Sementara Indra lahiriah semata tidak cukup untuk kehidupan bermasyarakat, maka dari itu manusia mesti dibekali dengan akal yang mengarahkannya ke jalan-jalan kehidupan.

Juga melindunginya dari kekeliruan dan penyimpangan serta mengoreksi baginya kesalahan-kesalahan indrawi dan mencegahnya tergelincir dalam arus hawa nafsu.

4. Hidayah agama

Hidayah agama ialah hidayah yang tidak keliru, sumber yang takkan menyesatkan. Terkadang akan keliru dan nafsu terbawa arus kesenangan dan syahwat sehingga menjerumuskan seseorang ke dalam kehancuran.

Karena itu, manusia memerlukan suatu evaluator, pembimbing dan penunjuk yang tidak terpengaruh oleh hawa nafsu.

Hidayah agama membantunya dan membimbingnya ke jalan yang lurus, baik setelah ia terjebak ke dalam kesalahan maupun sebelumnya.

Hidayah agama ini senantiasa menjadi penjaga yang terpercaya yang menjadi pegangan manusia untuk membekali diri dengan kunci-kunci kebaikan dan mempersenjatai diri dengan gembok kejahatan, sehingga dla tidak aka.n tergelincir dan pasti selamat.

Hidayah ini juga membuatnya sadar akan batas-batas apa yang wajib atasnya terhadap kekuasaan Allah yang mana dia tunduk kepada-Nya jauh di dalam hatinya.

Dan dia merasakan kebutuhan yang mendesak kepada Sang Pemilik kekuasaan tersebut yang telah menciptakannya dengan bentuk yang sempurna dan telah memberinya berbagai nikmat lahir dan batin yang tidak terhitung banyaknya.

Jadi, hidayah agama ini menjadi faktor yang paling dibutuhkan manusia untuk mewujudkan kebahagiaannya.

Al-Qur’an telah mengisyaratkan hidayah-hidayah di atas dalam banyak ayat, di antaranya firman Allah:

Artinya: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. Al-Balad: 10)

Artinya, Kami telah menerangkan kepadanya jalan kebaikan dan jalan kejahatan, serta kebahagiaan dan kesengsaraan. Juga firman-Nya:

Artinya: “Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu.” (QS. Fushshilat: 17)

Artinya, Kami telah menunjukkan kepada mereka jalan kebaikan dan kejahatan, lalu mereka memilih jalan kedua.

5. Hidayah pertolongan dan taufik

Hidayah pertolongan dan taufik untuk menapaki jalan kebaikan dan keselamatan. Hidayah ini lebih khusus daripada hidayah agama. Hidayah inilah yang Allah perintahkan kepada kita untuk senantiasa memohonnya dalam firman-Nya:

“Tunjukilah komi jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)

Artinya, berilah kami petunjuk yang diiringi dengan pertolongan gaib dari-Mu, yang dengannya Engkau menjaga kami dari kesesatan dan kesalahan.

Kemampuan memberi hidayah ini hanya dimiliki oleh Allah SWT. tidak diberikan-Nya kepada satu pun makhluk-Nya, bahkan Dia pun telah menafikan kemampuan memberi hidayah ini dari Nabi saw, Allah berfirman:

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Qashash: 56)

“Berikanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk. akan tefapi Allah-lah yang memberi petunjuk (membtri taufik) siapa yang dikendaki-Nya.” (QS. al-Baqarah: 172)

Allah menyatakan bahwa Dialah yang memberi hidayah, dalam firman-Nya:

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.” (QS. al-An’am: 90)

Adapun hidayah yang bermakna petunjuk kepada kebaikan dan kebenaran, Allah menyatakan bahwa Nabi Saw dapat memberikannya. Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syuuraa: 52)

Kesimpulan: Hidayah di dalam Al-Qur’an ada dua macam. Pertama, hidayah umum, yaitu petunjuk kepada hal-hal yang bermanfaat bagi hamba di akhirat. Hidayah ini mencakup empat macam yang pertama.

Kedua, hidayah khusus, yaitu pertolongan dan taufik untuk mengikuti jalan kebaikan dan keselamatan, disertai petunjuk dan ini adalah jenis kelima. (Abdul Hayyie al Kattani, dkk, Terjemah Tafsir Al-Munir 1)