Hadis Istintsar saat Wudhu dan Istinja’ dengan Batu serta Penjelasannya

Daftar Isi

 Hadis Istintsar saat Wudhu dan Istinja’ dengan Batu

Hadis Istintsar saat Wudhu dan Istinja’ dengan Batu serta Penjelasannya

Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Saw, beliau bersabda:

من توضأَ فلْيسْتَنْثِرْ، و من اسْتَجْمَرَ فلْيُوتِرْ

Artinya: “Barangsiapa yang berwudhu, maka hendaklah ia beristintsar, dan barangsiapa yang bersuci dengan batu, maka hendaklah ia menggunakannya dalam jumlah ganjil.”

Penjelasan Hadis

Rasulullah Saw menjelaskan sunnah-sunnah wudhu yang diantaranya ialah istintsar, yaitu memasukkan air ke dalam hidung dan kemudian mengeluarkannya kembali dengan maksud untuk membersihkan berbagai kotoran dan penyakit serta ingus dari hidung.

Beliau juga menerangkan cara beristinja’ dengan menggunakan batu untuk membersihkan bagian-bagian yang kotor dan terkena najis. Dan Allah Swt telah memuji para sahabat yang baik lagi suci melalui firman-Nya:

Artinya: "Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS. At Taubah: 108)

Ada yang menyatakan, bahwa para sahabat beristinja’ pertama kali dengan menggunakan batu-batuan, dan kemudian mengikutinya dengan air. 

Istinja’ dari buang air kecil maupun air besar merupakan suatu yang wajib. Dan yang paling utama hendaklah ia beristinja’ dengan menggunakan batu, dan kemudian mengikutinya dengan air.

Walau begitu, diperbolehkan juga bersuci hanya dengan air saja atau menggunakan tiga buah batu untuk membersihkan bagian yang kotor.

Jika ada yang ingin menggunakan salah satu saja dari keduanya (air dan batu), maka air adalah yang lebih utama. Dau hendaklah ia menghindarkan diri dari menghadap atau membelakangi kiblat terutama di padang pasir.

Begitu juga, menghindarkan diri untuk buang air kecil di air yang tidak mengalir atau di bawah pohon yang berbuah, di jalanan, atau tempat berteduh, dan tidak berbicara pada saat melakukannya, serta tidak menghadap dan membelakangi matahari dan bulan. (M. Abdul Ghoffar, Terjemah Jawahir Al Bukhari)