Definisi Ikhlas, Hakikat, Tantangan serta Cara Mencapainya

Table of Contents
ikhlas

Alfailmu.com - Mengutip dari salah satu ceramah Buya Yahya di YouTube, maka dalam artikel ini akan menerangkan arti Ikhlas, pentingnya, dan cara mencapai keikhlasan dalam beramal dan beribadah, serta bahaya riya dan ujub yang dapat merusak amal.

Definisi dan Hakikat Ikhlas

Ikhlas adalah sebuah konsep fundamental dalam Islam yang merujuk pada niat murni dan tulus saat melakukan suatu perbuatan, di mana satu-satunya tujuan adalah untuk mendapatkan rida Allah semata.

Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian, sanjungan, atau imbalan duniawi dari manusia. Perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas tidak dipengaruhi oleh keberadaan orang lain, baik dilihat maupun tidak.

Seseorang yang ikhlas melakukan sesuatu karena dorongan hati yang murni untuk beribadah kepada Allah, bukan karena ingin terlihat saleh di mata orang lain. Niat yang tulus ini merupakan inti dari keikhlasan, yang membedakan antara amal yang diterima dan yang tidak.

Pentingnya Keikhlasan dalam Beramal

Keikhlasan merupakan syarat utama diterimanya sebuah amal. Seberapa pun besar atau banyak amal yang dilakukan, jika tidak dilandasi oleh niat yang ikhlas, maka amal tersebut tidak akan diterima oleh Allah.

Sebaliknya, sebuah amal yang terlihat kecil atau sepele di mata manusia bisa memiliki pahala yang sangat besar jika dilakukan dengan niat yang tulus. Hal ini menunjukkan betapa besar nilai niat di sisi Allah.

Ada kisah seseorang yang masuk surga hanya karena menyingkirkan sepotong kayu yang mengganggu di jalan. Tindakan sederhana ini menjadi sebab keselamatan dirinya karena niatnya yang murni untuk membantu orang lain.

Dengan demikian, ikhlas mengubah perbuatan sederhana menjadi ibadah yang bernilai tinggi.

Tantangan dalam Mencapai Keikhlasan

Tantangan terbesar dalam mencapai keikhlasan, yaitu riya dan ujub. Riya adalah keinginan untuk pamer atau ingin dilihat oleh orang lain saat beramal, sedangkan ujub adalah perasaan bangga atau kagum terhadap diri sendiri atas amal yang telah dilakukan.

Kedua hal ini adalah musuh utama keikhlasan yang bisa merusak amal. Dan riya bisa begitu halus, bahkan digambarkan seperti “langkah kaki semut hitam di atas batu hitam di kegelapan malam.” Ini menunjukkan betapa sulitnya mengenali riya dalam hati seseorang.

Seseorang bisa tidak ikhlas karena takut cemoohan atau takut dibilang ‘sok suci’ yang pada dasarnya menunjukkan bahwa dia masih mencari pandangan manusia.

Selain itu, niat yang tidak ikhlas juga bisa muncul ketika seseorang berbuat baik dengan tujuan mendapatkan keuntungan duniawi, seperti menghafal Al-Qur’an hanya untuk mendapatkan beasiswa atau keuntungan materi lainnya.

Tantangan ini menunjukkan bahwa ikhlas adalah perjuangan seumur hidup yang memerlukan kewaspadaan terus-menerus.

Cara Menggapai Keikhlasan

Ada beberapa tips praktis untuk mencapai keikhlasan:

  1.  Evaluasi Diri Terus-menerus: Seseorang harus selalu mengoreksi niatnya, baik sebelum, saat, maupun setelah melakukan amal.
  2.  Lakukan Ibadah Secara Tersembunyi: Berusahalah untuk melakukan ibadah yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan Allah. Ini membantu melatih hati agar tidak terbiasa mencari pujian manusia.
  3.  Tujuan Memberi Teladan: Melakukan amal secara terang-terangan diperbolehkan jika niatnya adalah untuk memberi contoh yang baik (uswatun hasanah), selama hati bersih dari riya dan ujub.
  4.  Rasa Syukur dan Kerendahan Hati: Selalu merasa bahwa ibadah yang dilakukan belum sempurna dan merupakan nikmat besar dari Allah. Ini akan menjauhkan dari ujub.
  5.  Merenungkan Akibat Riya: Memikirkan konsekuensi buruk dari riya, baik di dunia maupun di akhirat, dapat menjadi motivasi untuk menjauhinya.
  6.  Prioritaskan Kewajiban: Pastikan amal yang dilakukan sesuai dengan syariat. Misalnya, membayar utang yang sudah jatuh tempo lebih utama daripada bersedekah, karena utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi.

Secara keseluruhan, artikel ini adalah sebagai panduan yang mendalam tentang keikhlasan, sebuah fondasi spiritual yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Dalam artikel ini tidak hanya mendefinisikan apa itu ikhlas, tetapi juga memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi dan cara-cara praktis untuk mencapainya. (Buya Yahya)