Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Fakta Menarik di Balik Peristiwa Isra dan Mi’raj

Alfailmu.com - Isra adalah perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dari Masjidil Haram, Mekkah ke Baitul Maqdis (sekarang Masjidil Aqsa), Palestina. Sementara Mi’raj adalah peristiwa di mana Rasulullah  dinaikkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala dari Baitul Maqdis melewati tujuh langit hingga ke Sidratul Muntaha dan beliau berjumpa dengan Allah Swt.

3 Fakta Menariknya di balik Peristiwa Isra dan Mi’raj

Peristiwa agung ini kemudian diabadikan di dalam Al-Qur’an, firman Allah Ta’ala:

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ

Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-Israa: 1)

3 Fakta Menariknya di balik Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Sebagai peristiwa yang menakjubkan, dari kisah Isra Mi’raj ini terlihat beberapa fakta menarik yang untuk menambah wawasan dan keimanan, seperti Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam mendapatkan wahyu shalat lima waktu.

Begitu juga dalam peristiwa Isra dan Mi'raj ini pula, Rasulullah SAW bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, melihat surga dan neraka, dan juga ‘berjumpa’ dengan Allah. Untuk lebih jelasnya, berikut 3 Fakta Menariknya di balik Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

1. Sebuah rihlah untuk mengobati kesedihan Nabi

Pertama, mengapa Nabi SAW diIsra Mi’raj-kan? Dari berbagai riwayat tersebut ada beberapa alasan sehingga Rasulullah SAW Isra dan Mi’raj. Alasan yang paling populer adalah sebagai rihlah (perjalanan) untuk mengobati kesedihan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam.

Sebagaimana yang kita ketahui di tahun yang sama sebelum terjadinya Isra dan Mi’raj dalam sejarah Islam dikenal dengan ammul huzni (tahun kesedihan). Pasalnya di tahun 10 kenabian tersebut dua orang yang sangat dicintai dan berjasa bagi Rasulullah SAW wafat, yaitu Siti Khadijah binti Khuwailid dan paman Nabi, Abu Thalib bin Abdul Mutthalib.

Baca Juga: Hadis Lengkap Tentang Peristiwa Isra dan Mi'raj

Telah maklum bahwa Siti Khadijah dan Abu Thalib adalah dua sosok yang sangat berperan dalam dakwah Islam Rasulullah SAW. Siti Khadijah sosok saudagar kaya raya menghabiskan semua hartanya dalam perjuangan Rasulullah SAW. Sementara Abu Thalib Adalah backing (pengaman) bagi dakwah Islam. Perannya dalam melindungi Rasulullah SAW sangat luar biasa. 

Oleh karena itu, wafatnya mereka berdua membuat Rasulullah SAW sangat bersedih. sehingga Allah SWT menghiburnya dengan perjalanan Isra dan Mi’raj.

Sebab yang lain pula bahwa Isra dan Mi’raj melewati langit-langit hingga ke Sidratul Muntaha adalah satu keniscayaan. Betapa tidak, Rasulullah SAW merupakan inti dari alam semesta ini. Hakikat kewujudan alam serta isinya ini adalah berkat adanya (nur) dari beliau Shallallahu alaihi Wasallam. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam hadis Qudsinya: 

 لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك

Artinya: Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak akan aku ciptakan alam semesta ini.

Para malaikat, Arsy (singgasana langit) dan seluruh makhluk yang ada di langit merindukan perjumpaan dengan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itulah, Allah SWT menghadirkan Nabi SAW ke langit melalui perjalanan Isra Mir'aj. 

2. Syariat shalat 5 waktu dan dialog dengan Nabi Musa Alaihissalam

Syariat shalat 5 waktu adalah buah hadiah setelah perjumpaan Rasulullah SAW dengan Allah Subhanahu Wata’ala. Sebelum syariat ini, dulunya orang Islam dan umat terdahulu shalat dua kali sehari semalam, waktu pagi dan petang.

Ada kisah menarik di balik syariat shalat lima waktu ini. Awalnya Allah mewajibkan shalat kepada Nabi Muhammad dan umatnya sebanyak 50 kali dalam sehari semalam. Beliau menerima itu. Lalu turun dan bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa penasaran perihal perintah apa yang didapat Nabi Muhammad dari Allah.  “Shalat lima puluh kali,” jawab Nabi Muhammad.

Mendengar jawaban itu, Nabi Musa meminta Nabi Muhammad kembali menghadap Allah dan meminta dispensasi. Katanya, umat Nabi Muhammad tidak akan sanggup mengerjakan shalat sebanyak itu dalam sehari semalam. Beliau kembali menghadap Allah dan meminta keringanan.

Baca Juga: Isra Mi'raj: Benarkah Rasulullah SAW Melihat Allah Secara Langsung?

Atas arahan itu, Rasulullah bolak-balik meminta dispensasi shalat kepada Allah SWT sebanyak 9 kali. Sehingga waktu shalat yang semula 50 waktu menjadi 5 waktu saja. Bahkan, Nabi Musa menyuruh untuk meminta pengurangan shalat sekali lagi kepada Allah SWT. 

Namun, Rasulullah tidak berkenan, beliau merasa malu kepada Allah. Akhirnya, jadilah syariat shalat umat Nabi Muhammad SAW sebanyak lima waktu dalam sehari semalam sebagaimana yang muslim kerjakan sekarang hingga hari kiamat kelak.

3. Melihat surga dan neraka

Dalam perjalanan Isra dan Mi’raj pula, Malaikat Jibril Alaihissalam mengajak Rasulullah SAW untuk melihat surga yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan. 

Di dalamnya Rasulullah melihat seorang perempuan dengan bibir yang begitu merah merekah. Jibril mengatakan bahwa perempuan tersebut merupakan ‘miliknya’ Zaid bin Haritsah.

Nabi SAW juga diajak berkeliling melihat seluruh isi langit, ke Baitul Ma’mur, yaitu ka’bahnya para penduduk langit). Di samping itu, Nabi juga melihat Arsy dan Sidrah al-Muntaha yang sangat indah dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata serta tidak ada contohnya satupun  di muka bumi ini.

Setelah itu, Rasulullah SAW juga diperlihatkan neraka serta dengan azab-azab di dalamnya. Dalam Neraka Nabi Muhammad SAW melihat berbagai macam siksa yang diterima seseorang hamba berdasarkan dosa yang dilakukannya selama di dunia. 

Baca Juga: Kisah Ummul Mukminin, Sayyidah Mariah Al-Qibthiyah

Di antara siksa tersebut, ada orang-orang yang bibirnya seperti moncong unta, tangannya menggenggam segumpal api, lalu dimasukkan ke dalam mulut hingga keluar dari duburnya. Menurut penjelasan Malaikat Jibril, mereka itu adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim.

Kemudian Nabi melihat melihat orang-orang dengan perut besar, sehingga membuat mereka tidak bisa beranjak-sebagai akibat dari melakukan riba. Begitu pula dengan siksaan pezina, yaitu mereka memilih memakan daging busuk padahal di hadapannya juga ada daging yang baik, dan azab serta siksa-siksa yang lain.

Di sini, Rasulullah SAW juga bertemu dengan penjaga pintu neraka, yaitu Malik Zabaniyah. Berbeda dengan Malaikat-Malaikat yang lain, Malik ini tidak bisa tersenyum, bahkan ia tidak tersenyum kepada Rasulullah SAW. “Seandainya dia bisa tertawa, niscaya dia akan tertawa kepadamu,” kata Jibril.

Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal menarik seputar Isra dan Mi’raj sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis sahih dari Imam Bukhari dan Imam Muslim melalui Sahabat Anas ibnu Malik ra. Hanya saja hadis ini terlalu panjang dan tidak penulis sebutkan di dalam tulisan ini. Misalnya seperti latar belakang gelar ‘As-Shiddiq’ kepada Abu Bakar, bentuk Buraq sebagai kendaraan Nabi SAW, pembelahan dada, dll.

Nah, cukup dulu seperti ini beberapa fakta menarik seputar peristiwa Isra Mi’rajnya Rasulullah SAW. Meskipun banyak hal menarik tersebut tidak masuk akal dan di luar nalar manusia. Sebagai muslim yang taat, kita hanya cukup percaya saja dengan Peristiwa Isra dan Mi'raj serta mengagungkannya, tidak perlu mempertanyakan atau mendalami bagaimana proses dan kaifiyahnya. Semoga bermanfaat. (nu.or.id)