Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anjuran Mengawali Hal Baik dengan Basmalah dan Keutamaannya

Anjuran Mengawali Hal Baik dengan Basmalah - Sebagai umat Islam sudah tentu kita terbiasa membaca basmalah atau bismilah sebelum memulai pekerjaan apapun itu. Ada banyak keterangan para ulama tentang anjuran dan keutamaan membaca basmalah.

anjuran membaca basmalah dan keutamaannya
Anjuran Mengawali Hal Baik dengan Basmalah dan Keutamaannya

Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam Kitabnya Syarah Kasyif al-Saja fi Syarhi Safinat al-Naja, pada muqaddimah kitab beliau menyinggung tentang anjuran membaca basmalah, perbedaan pandngan ulama serta keutamaan memlbaca basmalah pada setiap aktivitas yang dinilai baik dalam syariat.

Anjuran Mengawali Hal Baik dengan Basmalah

Dalam banyak karangan seperti kitab, buku, surat sering kita menemukan penulisannya diawali dengan. Hal serupa juga dapat dilihat bahwa hampir semua surat dalam Al-Qur’an dimulai dengan basmalah.

Oleh kebanyakan pengarang/penulis memulai tulisannya dengan basmalah karena mengikuti sabda Rasulullah Saw yang berbunyi:

إن أول ما كتبه القلم بسم الله الرحمن الرحيم 

Artinya: Sesungguhnya yang pertama kali ditulis oleh al-qalam adalah kata - bismillahirrahmanirrahim -.

Oleh karena itu, ketika hendak menulis sebuah buku atau kitab, maka tulislah basmalah di awalnya. Karena basmalah adalah kunci atau pembuka setiap kitab yang diwahyukan, baik Al-Qur’an maupun kitab-kitab samawi yang lain. 

Tatkala Malaikat  Jibril As datang menjumpai Rasulullah Saw untuk menyampaikan wahyu tentang basmalah, beliau membacanya tiga kali dan berkata: 

هي لك ولأمتك فمرهم لا يدعوها في شىء من أمورهم فإني لم أدعها طرفة عين مذ نزلت على أبيك آدم عليه السلام وكذا الملائكة

Artinya: "Basmalah adalah untukmu dan umatmu. Perintahkanlah mereka untuk selalu membaca basmalah di semua urusannya, karena sesungguhnya aku tidak pernah meninggalkannya sekedip matapun sejak basmalah diturunkan kepada  bapakmu, Adam Alaihissalaam. Begitu juga para malaikat tidak pernah luput dari membacanya."

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

إذا كتبتم كتابا فاكتبوا في أوله بسم الله الرحمن الرحيم وإذا كتبتموها فاقرؤوها

Artinya: “Ketika kalian  menulis sebuah  kitab atau buku, maka tulislah basmalah pada awalnya. Kemudian ketika kalian sudah menulisnya maka bacalah basmalah tersebut.” 

Anjuran membaca basmalah ini juga terang telah disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan lainnya, Rasulullah Saw bersabda:

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ فهو أبتر أو أقطع أو أجزم

Artinya: Setiap urusan yang baik  menurut syariat yang karenanya tidak diawali  dengan kata - bismillahirrahmanirrahim -, maka urusan tersebut menjadi abtar, atau aqtak, atau ajdzam.

Kata ‘بال’ dalam hadis di atas memiliki arti kemuliaan, keagungan, dan keadaan yang dinilai penting oleh Syariat. Sedangkan maksud ‘dinilai penting oleh syariat’ adalah hal-hal yang dianjurkan atau diperbolehkan oleh agama, tidak diharamkan atau dimakruhkan karena bentuk perbuatannya. 

Oleh karena itu, dalam hal-hal yang remeh atau hina tidak dianjurkan untuk membaca basmalah, misalnya menyapu kotoran (najis). Begitu juga tidak dianjurkan membaca basmalah dalam zikir yang memang kemuliaannya terletak pada diri zikir tersebut seperti zikir Laa Ilaha Illa Allah.

Lafal ‘أبتر’ mengandung arti ‘yang  terpotong ekornya’.Kata ‘أقطع’ memiliki arti ‘orang yang terpotong kedua tangannya atau salah satunya’.  Sementara lafal ‘أجزم’ juga berarti ‘yang terpotong tangannya’. Dalam versi yang lain, ada yang menyebutkan ‘أجزم’ bermakna ‘yang hilang jari-jari tangannya’.

Dalam pendapat Syeikh Al-Barawi, beliau menyebutkan bahwa ‘أجزم’ adalah satu jenis penyakit tertentu yang sudah maklum.

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa setiap urusan yang memiliki kemuliaan atau keagungan, atau setiap perkara yang dianjurkan dilakukan atau yang diperbolehkan dilakukan semestinya diawali dengan membaca basmalah.

Bila tidak semua urusan tersebut diibaratkan seperti manusia yang terpotong kedua tangannya, atau seperti manusia yang hilang jari-jarinya, atau seperti manusia yang mengidap penyakit kusta.

Maksudnya adalah perkara tersebut memiliki kekurangan dan cacat menurut  syariat meskipun secara lahir perkara tersebut telah terselesaikan. Dalam teks yang lain maksud ‘أبتر أو أقطع أو أجزم’ adalah ‘قليل البركة’ artinya ‘kurang berkah’.

Perbedaan Pendapat Ulama Seputar Basmalah

Kalimat basmalah ini sendiri telah menjadi perselisihan di kalangan para ulama. Perbedaan ini terkait tentang apakah basmalah termasuk bagian Surat al-Fatihah atau bukan, begitu juga apakah ia menjadi bagian dari setiap surat dalam al-Quran atau bukan?

Pertama, Menurut Imam Malik, basmalah bukan salah satu ayat Surah al Fatihah, bukan bagian ayat dari dari setiap Surat dalam al-Quran.

Kedua, Menurut Imam Syafi’i, basmalah merupakan salah satu ayat dari ayat-ayat Surah al-Fatihah. Sedangkan dalam hal apakah termasuk ayat dari setiap Surat dalam al-Quran atau bukan termasuk darinya, menurut beliau hal tersebut belum ada satu kejelasan yang pasti.

Terakhir, Menurut Abdullah bin Mubarak, basmalah termasuk salah satu ayat dari setiap Surat dalam al-Quran. Artinya sudah pasti basmalah juga merupakan salah satu dari ayat Al Fatihah.

Sedangkan kata basmalah pada Surat An-Naml telah Ijma’ ulama bahwa  ia merupakan bagian dari al-Qur’an.

Keutamaan membaca Basmalah

Membaca basmalah memang memiliki banyak keutamaan dan fadhilahnya, diantaranya menurut keterangan Syeikh Ahmad Shawi ialah apabila seseorang membaca basmalah, yaitu kalimat bismillahirrahmanirrahim sebanyak 21 kali sebelum tidur, maka malam itu ia akan aman dari gangguan setan, rumahnya aman dari pencurian, dan ia selamat  dari mati secara mengagetkan, serta Allah jauhkan dari berbagai mara bahaya lainnya. (kasyif al-saja)