Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Syarat, Sunnah, Waktu dan Tata Cara Sa’i

Alfailmu.com - Sa’i merupakan satu dari beberapa rukun haji dan umrah. Bila dilihat dari tertib rukun haji, maka Sa’I ini merupakan rukun keempat yang diselangi setelah wukuf dan tawaf rukun. Sementara pada Ibadah Umrah, Sa’I adalah rukun ketiga.

Dari segi bahasa kata Sa’i memiliki arti lari-lari kecil. Sementara dalam istilah ibadah haji/umrah, Sa’i adalah lari-lari kecil yang dilakukan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali.

Pelaksanaan Sa’i ini demi keabsahannya perlu diperhatikan beberapa hal penting, seperti syarat Sa’i, sunnah, waktu, langkah-langkah tata cara pelaksanaannya dan juga bacaan doa pada setiap kegiatan sa’i. Nah, ntuk lebih jelasnya simak penjelasannya berikut.

Syarat-syarat Sa’i

Syarat-syarat dalam melaksanakan sa’i diantaranya:

1. Dilakukan setelah Tawaf Ifadhah
2. Memulai dari Bukit Shafa
3. Melakukan Sa’i sebanyak 7 kali. Berangkat dari Shafa ke Marwah dihitung satu dan kembali dari Marwah ke Shafa dihitung satu lagi. 
4. Melakakukan sa’i di tempatnya

Sunnah-Sunnah Sa’i

Sebelum melakukan sa’i disunnahkah bagi orang yang melakukan ibadah haji atau umrah untuk menyentuh Hajar Aswad setelah Tawaf dan salat Tawaf. Adapun sunnah-sunnah saat sa’i di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendaki bukit Shafa dan Marwah setinggi orang berdiri. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir bahwa Nabi Saw memulai dengan bukit Shafa, dimana beliau mendakinya hingga melihat Ka’bah begitu juga pada mendaki bukit Marwah.
2. Mengulangi zikir dan doa dua dan tiga kali
3. Berjalan dengan pelan pada awal tempat sa'i dan di akhirnya, dan berlari, yakni berjalan sangat cepat di tengahnya

Waktu Pelaksanaan Sa’i

Waktu pelaksanaan sa’i ialah setelah selesai melakukan Tawaf Ifadhah (tawaf rukun) atau setelah Tawaf Qudum, sekira diantara keduanya (Sa'i dan Tawaf Qudum) tidak ada wuquf di Arafah. Dengan gambaran melakukan Sa’i sebelumnya.

Orang yang· melakukan Sa'i setelah Tawaf Qudum tidak perlu mengulangi Sa’i. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Shahabat Jabir, beliau berkata: “Nabi Saw tidak melakukan putaran, begitu pula para shahabat beliau antara Shafa dan Marwah, kecuali satu putaran, yaitu putarannya yang pertama, yakni Sa’i.”

Tata cara pelaksanaan Sa’i

Tata cara pelaksanaan sa’i secara baik dan benar dengan pertahap adalah sebagai berikut:

Pertama, jamaah haji maupun umrah setelah menyelesaikan tawaf rukun berjalan menuju Bukit Shafa.

Kedua, sunnahnya para jamaah yang laki-laki agar mendaki bukit Shafa hingga dapat melihat Baitullah, sementara para jamaah wanita tidak disunnahkan demikian.

Kemudian dari Bukit Shafa mulai berjalan menuju Bukit Marwah, juga disnnahkan bagi laki-laki mendaki bukit Marwah hingga dapat malihat Baitullah, serta membaca doa berupa takbir, tahmid dan tahlil. Doanya nanti kami terakan di bawah.

Pada tempat perjalanan Sa’i awal dan akhir para jamaah disunnahkan berjalan dengan pelan, sementara di tengah perjalanan sa’i disunnahkan berlari-lari kecil bagi laki-laki, sementara perempuan tidak.

Terakhir, perjalanan sai terus dilakukan sebanyak tujuh kali, yang dimulai dengan Bukit Shafa dan Berakhir di Bukit Marwah. Dalam setiap perjalanan tersebut terus membaca doa-doa di bawah.

Doa-doa yang dibaca saat Sa’i dan artinya

Beberapa doa yang dibaca saat Sa’i adalah sebagai berikut:

Pertama, Doa saat mendaki bukit Shafa dan Marwah:

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Allah atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami,

Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.

Lalu berdoa yang dikehendaki, baik urusan agama atau dunia. 

Kedua, dilanjutkan dengan doa saat melihat Ka’bah dari bukit, lalu menghadap qiblat, membaca kalimat tauhid dan bertakbir, Doanya:

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan pujian. Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah saja, yang telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya.

Dan Nabi Saw mengucapkan doa tersebut tiga kali. 

Kemudian, Disunahkan disaat lari-lari kecil pada pertengahan Sa'i membaca doa ini : 

Artinya: Ya Tuhanku ampunilah, rahmatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Mulia dan Maha Pemurah.

Sumber:
Ust. H. Nailul Huda & Ust. M. Habibi, Terjemah Al-Mahalli, disunting.