3 Nikmat yang Tersimpan di Setiap Musibah
Alfailmu.com - Pada setiap musibah yang kita jumpai di dunia ini ada nikmat dan hal yang menakjubkan. Orang yang menyangka bahwa Allah mencabut nikmat-Nya dalam musibah, maka hal tersebut merupakan pandangan yang sempit.
3 Nikmat yang tersimpan dalam Setiap Musibah
Karena bila kita perhatikan dan renungkan terdapat nikmat dan hal menakjubkan lainnya di tengah-tengah musibah. Jika bukan karena demikian, maka tidak ada yang mampu bertahan dari musibah Allah SWT, baik di bumi, langit, manusia, maupun para jin. Baik orang yang besar maupun orang yang kecil.
Sayyidina Umar bin Khattab r.a berkata, “Tidak aku jumpai musibah yang menimpa ku melainkan aku dapatkan 3 nikmat Allah untukku dalam musibah tersebut”.
1. Musibah hanya menimpa dunia bukan agama
Allah menarik sesuatu dari manusia melalui musibah selalu hal yang sifatnya duniawi. Seperti tatkala Allah mendatangkan musibah, maka yang Allah ambil adalah harta mereka, anak, rumah, istri, pangkat, dan jabatan. Allah SWT tidak pernah mengambil agamanya atau bahkan imannya.
Bayangkan bila setiap musibah yang Allah tarik adalah agama dan iman mereka. Bukankah itu musibah yang sangat besar? Dan Allah SWT mampu melakukannya, tetapi tidak melakukannya. Sehingga manusia mengetahui dalam setiap musibah ada hikmah dan pelajaran yang besar.
2. Allah SWT mampu memberikan musibah yang lebih besar
3. Allah Memberikan Pahala atas musibah
Ketiga, ada Nikmat yang Allah sembunyikan dari setiap musibah kata Umar adalah, “Allah berikan pahala atas musibah itu”.Allah SWT memberikan pahala dan ganjaran, nikmat-nikmat yang ada di tengah-tengah musibah.
Oleh karena itu, sebagian ulama berkata, “Terimakasih banyak kepada musibah, ia telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat, ilmu-ilmu yang tidak bisa kita baca dari kitab.” Kita tidak bisa memperoleh ilmu tersebut di dalam kitab, tetapi musibah mengajarkan hal tersebut kepada kita.
Dalam kata yang lain, para ulama menyebutkan, “Sungguh musibah itu dapat mencetak laki-laki tangguh”. Oleh karena itu, para pembesar sahabat terdahulu mengalami kesusahan di awal, kemudian baru setelah itu mereka muncul ke permukaan. Mereka muncul bak emas murni, semoga Allah meridai mereka semua.
Jadi, sama sekali tidak mungkin jika nikmat Allah terpisah dari musibah-Nya. Allah menakdirkan musibah atas manusia dan padanya pula ada nikmat lahir dan batin. Allah mendekatkan mereka kepada-Nya, mengampuni segala dosa-dosanya, menguatkan imannya, serta manusia bisa mengenali-Nya.
Begitu juga dengan musibah tersebut, manusia menjadi tahu kelemahannya, mendorongnya agar benar-benar berlindung kepada Allah SWT. Coba perhatikan, bukankah itu semua merupakan nikmat dan hal menakjubkan!?.
Maka mintalah "afiyah" (kesehatan) kepada Allah, kemampuan bersabar dari musibah, dan menghias diri dengan sifat yang baik dan bijaksana. Jangan memperlihatkan bahwa kita kuat menghadapi musibah, dan jangan pernah menyangka bahwa nikmat Allah tidak ada pada musibah.
Sudah seharusnya seorang hamba apabila Allah memberikan nikmat, maka ia bersyukur dan Allah SWT akan menambahkannya sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7)