Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Sholawat atas Rasulullah dan Anjuran Mengawali Sesuatu dengannya

Alfailmu.com -  Sholawat merupakan bentuk kata flural (banyak) dalam teks Arab yang berasal dari kata 'sholah', yang bermakna rahmat atau doa. Memiliki makna doa karena dalam berselawat sebenarnya dalam bersholawat kita berdoa kepada Allah agar disampaikan rahmat-Nya kepada Janjungan Alam, Baginda Nabi Muhammad Saw.

Makna Sholawat atas Rasulullah dan Anjuran Mengawali Sesuatu dengannya
 Makna Sholawat atas Rasulullah dan Anjuran Mengawali Sesuatu dengannya
Ada begitu banyak kalimat sholawat kepada Rasulullah Saw, misalnya yang populer kita dengar Allahumma Shalli 'al Sayyidina Muhammad, Shallallahu 'Alihi Wasallam, As-shalatu was-salamu ala Sayyidina Muhammad, dll.

Namun, pada artikel ini kita tidak akan membicarakan masalah lafal-lafal sholawat kepada Baginda Nabi Saw, melainkan fokus kita di sini adalah hakikat makna sholawat dan anjuran memulai sesuatu dengan sholawat. Yuk, simak penjelasannya berikut!

‫Hakikat makna Sholawat‬‬

Kata ‘صلى / الصلاة’ (rahmat) dan ‘سلم / السلام’ (sejahtera) sejatinya dalam ilmu kaidah Bahasa Arab adalah dua kata yang dikenal dengan istilah khabariyah bi mana insyaiyah, artinya kata-katanya merupakan kata kabar/informasi dengan tujuan meminta.

Dengan demikian, makna dari sholawat ‘rahmat dan sejahtera atas Rasulullah Saw’ adalah Semoga Allah memberi rahmat, yakni dengan menambah kasih sayang dan pengagungan kepada Nabi Muhammad. Juga semoga Allah mencurahkan salam (sejahtera), yakni dengan menambah penghormatan yang agung untuk Nabi Muhammad hingga mencapai tingkatan tertinggi serta tak terbatas. 

Lantas, timbul pertanyaan “Bukankah rahmat untuk Rasulullah Muhammad telah terwujud? Sehingga memintakan rahmat untuknya berarti memintakan sesuatu yang telah terwujud, bukan?”

Nah, di sini Syekh Ismail Al-Hamidi menyanggahnya, beliau berkata:

أن المقصود بصلاتنا عليه طلب رحمة لم تكن فإنه ما من وقت إلا وهناك رحمة لم تحصل له فلا يزال يترقى في الكمالات إلى ما لا اية له

Sesungguhnya tujuan kita memintakan rahmat untuknya adalah memintakan rahmat yang belum terwujud, karena selama waktu berlalu selama itu pula ada rahmat yang belum terwujud untuknya. Oleh karena itu, dengan permintaan rahmat tersebut, Rasulullah Saw akan selalu naik dalam kesempurnaan hingga tingkatan yang tak berbatas.

Selanjutnya, pula Rasulullah Saw dapat menerima manfaat dari bacaan sholawat kita untuk beliau berdasarkan pendapat yang sahih. Jadi, kita tidak perlu ragu lagi untuk terus bersholawat kepada Baginda Nabi Saw.

Meskipun demikian, hendaknya orang yang bersholawat supaya tidak berniat‬ untuk memberi manfaat sholawat kepada Rasulullah Saw. Baiknya sholawat yang dibacakan diniatkan dengan maksud menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai perantara kepada Allah untuk memperoleh apa yang diinginkan si pembaca sholawat tersebut.

Begitu juga tidak boleh mendoakan Rasulullah Saw dengan kalimat doa yang tidak disebutkan dalam nash, baik dari Al Quran maupun Hadis, misalnya kalimat doa ‘رحمه الله’ (Semoga Allah merahmatinya). Maka mendoakan Nabi Saw dengan kalimat doa tersebut hukumnya dilarang.

Kalimat doa yang pantas diucapkan untuk para nabi dan rasul adalah mendoakan mereka dengan sholawat dan salam, seperti ‘صلى الله عليه وسلم’‬ (Semoga Allah memberi rahmat dan sejahtera di atasnya) atau ‘عليه الصلاة وسلام’ (Atasnya rahmat dan sejahtera)‬.‬‬‬

Sementara untuk para sahabat, tabiin, para wali, dan para syekh (guru) adalah mendoakan mereka dengan kalimat doa ‘رضي الله عنه’ (Semoga Allah meridainya)‬. Sedangkan kepada orang selain mereka boleh mendoakannya dengan berbagai bentuk kalimat doa apapun.”‬

Anjuran bersholawat kepada Rasulullah Saw

Anjuran membaca sholawat tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyak sumber yang menyebutkan tentang keutamaan sholawat, baik dari ayat Quran maupun hadis-hadis, di antaranya firman Allah Swt:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56)

Berikutnya hadis Rasulullah Saw yang sangat populer tentang keutamaan sholawat atas Nabi Saw, sabdanya:

Menariknya lagi adalah bahwa sholawat bukan hanya dianjurkan untuk dibaca kapan saja, tetapi sholawat juga dianjurkan ketika memulai sesuatu.

Banyak ulama yang menyusun karangan kitabnya setelah basmalah dan hamdalah kemudian memulainya dengan sholawat kepada Rasulullah Saw.

Anjuran memulai sesuatu dengan sholawat ini berdasarkan Hadis Qudsi, firman Allah Ta’ala:

قال تعالى عبدي لم تشكرني إذا لم تشكر من أجريت النعمة على يديه.

Artinya: “Wahai hamba-Ku! Kamu belumlah bersyukur kepada-Ku ketika kamu belum berterima kasih kepada orang yang Aku mencurahimu kenikmatan melaluinya.”

Tidak diragukan lagi bahwa keberadaan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menjadi perantara agung dalam setiap kenikmatan yang kita peroleh, bahkan beliau Saw merupakan asal terciptanya seluruh makhluk, baik dari golongan manusia maupun makhluk-makhluk lainnya.

Para ulama memulai karangan kitab-kitab mereka dengan sholawat karena mengamalkan hadis ini, misalnya seperti permulaan sholawat Syekh Salim bin Sumair al-Hadromi dalam Kitab Safinatun Naja.

Begitu juga, alasan Syekh Salim bin Sumair al-Hadrami memulai kitabnya dengan sholawat karena juga mengamalkan hadis lain dari Nabi Muhammad Saw, sabdanya:

قال صلى االله عليه وسلّم من صلى علي في كتاب لم تزل الملائكة تصلي عليه ما دام اسمي في ذلك الكتاب.

Artinya: “Barang siapa bersholawat kepadaku di dalam sebuah kitab maka para malaikat akan selalu bersholawat kepadanya selama namaku masih ada dalam kitab tersebut.”

Syekh Abdul Mu’thi as-Samlawi menjelaskan tentang hadis di atas dengan katanya:

أي من كتب الصلاة وصلى أو قرأ الصلاة المرسومة في تأليف حافل أو رسالة لم تزل الملائكة تدعو بالبركة أو تستغفر له.

Barang siapa menulis sholawat dan mengucapkannya atau membaca sholawat yang tertulis dalam kitab atau risalah maka para malaikat akan selalu mendoakan keberkahan untuknya dan selalu memintakan ampunan untuknya.

Demikianlah hakikat makna Sholawat atas Rasulullah dan anjuran mengawali Sesuatu dengannya, Wallahua’lam. Semoga bermanfaat.


Sumber:
Muhammad Ihsan Ibnu Zuhri, Kitab dan Terjemahan Syarah Kasyifatus Saja, Jilid. 1, disunting.