Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Merayakan Hari Valentine Menurut Islam, Begini Penjelasan Para Ulama!

Alfailmu.com - Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap tanggal 14 Februari dunia dimeriahkan dengan perayaan Hari Valentine atau Valentine Day. Perayaan Valentine ini dilakukan hampir di seluruh negara di berbagai belahan dunia, mulai umumnya dari masyarakat non-muslim merebak hingga ke kalangan Orang Islam.

hari-valentine-fakta-sejarah-dan-hukum-merayakan-menurut-islam

Dalam banyak bacaan yang penulis baca, Hari Valentine ini juga dikenal dengan ‘Hari Kasih Sayang’. Di mana pada hari ini para pasangan saling memberikan cokelat hingga bunga. Inilah fenomena yang terjadi dalam perayaan hari Valentine di berbagai dunia. Pokoknya hal-hal yang dilakukan pasangan pada hari ini dihiasi dengan hal-hal romantis.

Di Indonesia sendiri fenomena perayaan Hari Valentine ini selalu diributkan oleh kebanyakan Umat Islam. Banyak pro kontra yang terjadi di dalam masyarakat, mulai dari yang menolak dan mengharamkan perayaan Hari Valentine, ada yang membolehkan dan menyemarakkannya layak di negeri barat, hingga ada juga yang tidak peduli dengan hari kasih sayang tersebut.

Sehingga keyword “Hari Valentine atau Valentine Day” menjadi ramai di cari di berbagai alat pencarian browser. Bahkan pencarian dengan kata kunci ini menjadi salah satu pencarian terbanyak di awal bulan Februari. Hal ini juga ditandai dengan munculnya banyak tagar di Twitter terkait dengan Hari Valentine, seperti #ValentineBukanBudayaKita.

Hukum Merayakannya Hari Valentine Menurut Islam dan Sejumlah Fakta Sejarahnya

Terlepas dari pro kontra terhadap perayaan Hari Valentine, sebenarnya bagaimana Islam sendiri memandang perayaan ini, bagaimana hukumnya? Apa kata ulama tentang perihal ini? Tentu masih banyak yang penasaran, bukan?

Nah, tetapi sebelum kita melihat penjelasan panjang lebar tentang pandangan Islam dan Hukum merayakannya dalam perspektif ulama, penulis merasa penting untuk mengikutsertakan sedikit bacaan tentang tentang apa itu hari Valentine dan bagaimana ia muncul. Langsung saja, cek it out!

Apa itu Hari Valentine

Dikutip dari Wikipedia, disebutkan bahwa Hari Valentine (Bahasa Inggris: Valentine's Day) adalah hari di mana saat setiap pasangan di Dunia Barat menyatakan cintanya kepada kekasih yang mereka cintai. Hal ini dilakukan pada tanggal 14 Februari dalam setiap tahunnya. Hari Hari Valentine juga disebut dengan istilah Hari Kasih Sayang.

Nah, Yang harus kita garis bawahi di sini bahwa budaya perayaan Hari Valentine ini di mulai di dunia Barat yang bukan beragama Islam kala itu. Jadi, ingat untuk poin pertama ini jelas bukan Budaya orang Islam. Orang Islam mesti mengerti sejarah ini agar mereka tidak salah faham.

Dalam praktek pelaksanaannya di Negara-negara Barat, seperti Amerika, Hari Valentine sekarang direalisasikan dengan para pecinta yang saling memberi notisi (kartu) Valentine kepada orang yang mereka cinta. Dalam hal ini, lambang modern Valentine yang berisi dalam notisi ialah berupa bentuk hati dan Kupido bersayap.

Belakangan tradisi bertukar kartu Valentine berkembang hingga pada pemberian hadiah-hadiah. Biasanya hadiah ini diberikan laki-laki kepada perempuan. Untuk hadiahnya sendiri bisa berupa bunga mawar dan cokelat. Bahkan di era yang lebih modern sekarang hadiah juga bisa berupa perhiasan. Pemberian ini semuanya bertujuan untuk menunjukkan sebuah cinta atau relasi yang lebih serius terhadap orang yang mereka cintai.

Hari Valentine ini berbeda-beda setiap masanya, mulai dari awal peringatannya hingga zaman modern sekarang yang baru saja kita lalui tanggalnya. Mulai dari pemilihan tanggal bulannya, bentuk perayaannya, hingga jenis hadiah yang diberikan dan juga bagaimana hari itu dimeriahkan.

Dahulu kala sebelum Valentine muncul sebagaimana sekarang, orang-orang di Roma Kuno mengenal bulan Februari sebagai bulan cinta dan kesuburan. Jadi, jadi tidak ada sebutan Valentine kala itu. Kemudian di Era abad pertengahan barulah muncul nama “Valentine” yang mengarah pada hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis. Santo (pastur) tersebut dibunuh karena menentang kebijakan raja dengan menikahkan para kekasih muda secara diam-diam.

KH. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) yang penulis kutip dari NU Online, dalam satu videonya yang beliau unggah di Instagram, beliau menyampaikan bahwa perayaan Valentine yang ramai diperbincangkan sekarang adalah untuk memperingati hari meninggalnya pendeta Santo Valentino.

“Yang saya tahu dari beberapa referensi adalah memperingati meninggalnya pendeta Santo Valentino yang waktu itu dia membela hak sepasang kekasih yang ingin menikah. Karena dilarang oleh penguasa, dia dihukum mati,” jelas beliau.

Hingga kemudian Hari Valentine dikenal dengan hari cinta dan kasih sayang yang menyebar hampir ke seluruh dunia, bahkan hingga ke negara muslim sekalipun tak luput dari sebaran budaya tersebut. 

Hukum merayakan Hari Valentine menurut Pandangan Ulama 

Setelah panjang lebar pembahasan tentang Hari Valentine, kini tiba pada inti dari artikel ini yaitu bagaimana hukum perayaan Hari Valentine menurut Islam? Bagaimana pandangan para Ulama terkait perihal Valentine? Bagaimana bila masyarakat muslim merayakannya?

Namun, sebelumnya harus kita maklumi semua bahwa Islam tidak mengenal budaya Valentine atau umum disebut ‘hari kasih sayang’ yang dirayakan setiap 14 Februari. Katib Syuriah PBNU KH. Mujib Qulyubi di sela sebuah acara menerangkan, "Dalam Islam, hari kasih sayang itu ada setiap hari, kasih sayang itu tidak dibatasi, karena terlalu sempit jika dalam Islam kasih sayang dibatasi, karena Islam Rahmatan Lilalamin,". Menurut beliau Dalam Islam hari kasih sayang tidak mengenal hari, tanggal, bulan, dan tahun.

Bilapun orang Islam ingin mengkhususkan ‘Hari Kasih sayang’ pada satu hari, maka Habib Taufiq As-Seggaf menyebutkan hari Asyura lah sebagai hari tersebut. Bagi muslim hari Assyura ini dianjurkan untuk berpuasa.

“Ada pertanyaan, ada muslim merayakan hari kasih sayang, Valentine Day, teko ndi? Hari kasih sayang itu hari Assyura. Kita dianjurkan di hari itu berpuasa, dianjurkan kita untuk melebihkan belanja kepada keluarga. Di hari itu adalah kita dianjurkan untuk perhatian kepada anak-anak yatim, fakir miskin, itu hari kasih sayang”, demikian jelas Habib pimpinan Pesantren Sunniyah Salafiyah tentang perayaan Valentine tersebut.

Lantas, bagaimana hukum perayaan Hari Valentine menurut pandangan Islam?

Memang, ada perbedaan di kalangan umat Islam Indonesia terkait perayaan Valentine. Banyak pro kontra yang terjadi di dalam masyarakat, mulai dari yang menolak dan mengharamkan perayaan Hari Valentine hingga ada pula ikut memeriahkannya.

Secara umum para Ulama mengharamkan perayaan Hari Valentine, karena perayaan itu bukan Budaya Islam dan bukan pula syariat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. Para ulama besar Indonesia sekelas Prof. Dr. Ustadz H. Abdul Somad, Lc, MA, Buya Yahya dan Habib Taufik As-Seggaf menolak keras budaya Perayaan Hari Valentine. Bahkan Habib Taufik As-Seggaf tegas mengharamkannya.

Habib Taufiq menjelaskan bahwa kemudian Hari Valentine dikenal dengan hari kasih sayang yang digambarkan dengan lelaki dengan perempuan, menurut beliau itu adalah hari zina dan haram hukum merayakannya.

“Hari kasih sayang, Valentine, teko ndi? Akhirnya hari kasih sayang digambarkan laki dengan perempuan, hari zina. Haram hukumnya. Kasih tahu masyarakat muslimin, haram hukumnya merayakan hari itu, jangan anda dibuat melakukan hal yang bodoh”, jelas beliau.

Buya Yahya menerangkan bahwa pemuda pemudi sekarang merasa terbius dengan istilah Valentine sebagai hari kasih sayang sedunia. Padahal menurut beliau kasih sayang sebenarnya adalah kasih sayangnya Rasulullah SAW sebagai Nabi yang “Rahmatan lil alamin” (kasih sayang sedunia).

“Anda punya Nabi Muhammad dan punya pendidikan dari beliau, itulah kasih sayang sesungguhnya. Rasulullah tidak hanya mengajarkan kasih sayang di dalam perang, bahkan kita diajari kasih sayang dengan binatang sekalipun”, terang beliau.

Menurut beliau sebagai masyarakat muslim, kita punya hari kasih sayang sendiri, yaitu hari di mana kamu menyambung dengan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Beliau pula menegaskan bahwa Valentine Days bukan budaya Orang Islam.

“Kedua, bicara hari Valentine Day, itu bukanlah budaya orang Islam. Itu budaya di luar Islam, kita bisa melihat sejarah di mana Valentine berasal dari luar Islam. Dan bila mengagungkan syiar yang bukan syiar di dalam agama kita, itu adalah kebatilan dan sebagai orang muslim kita tidak boleh ikut-ikutan”, jelas Kiai Pimpinan Pesantren al-Bahjah tersebut.

Baca Juga: Hukum Memakan Landak dan Biawak dalam Islam, Halal atau Haram?

Para ulama di atas menyebutkan bahwa Valentine Day adalah hari maksiat sedunia. Di mana para remaja berduaan menyatakan cinta dan melakukan berbagai maksiat pada hari ini. Bahkan menurut Ustadz Somad, hari valentine merupakan hari zina internasional.

“Tapi ternyata nanti tanggal 14 Februari itu adalah hari zina internasional”, jelas ustadz Alumnus Maroko ini. Menurut beliau hari Valentine dimanfaatkan oleh para pemuda-pemudi untuk keluar bersama pasangannya dan melakukan maksiat.

Nah, itu kan di indonesia, lantas, bagaimana perayaan Valentine Days di negara-negara Islam lainnya? Secara umum negara-negara Islam juga melarang serta mengharamkan perayaan Valentine bagi warganya. Sebut saja Arab Saudi di mana tahun 2002 dan 2008, para tokoh agama mengharamkan penjualan segala barang-barang Hari Valentine karena disebut sebagai bagian dari kebudayaan Kristen.

Begitu juga di negeri Jiran, Malaysia, seorang Tokoh Islam di negara Upin-Ipin ini mengingatkan umat Islam agar tidak menyambut Hari Kasih Sayang karena terdapat unsur Kristen. Bahkan, Perdana Menteri Datuk Seri Muhyiddin Yassin berkata, perayaan ini "tidak sesuai" untuk umat Islam.

Kendatipun mengharamkan pada perayaan hari Valentine, menurut Ustadz Abdul Somad, Pemuda-pemudi Islam tetap boleh melakukan tabligh akbar dan pengajian pada 14 Februari, tanpa ada niat merayakan Hari Valentine.

Bahkan menurut Buya Yahya seorang muslim juga boleh menerima cokelat dari orang yang merayakan Valentine tanpa ada niat membesar hari raya tersebut. Alasannya jelas karena cokelat adalah makanan halal, dan boleh diterima dari siapa saja yang memberikan.

Kesimpulannya, Budaya perayaan Hari Valentine dilarang dalam Islam bahkan ada yang Ulama dan negara Islam yang mengharamkannya. Oleh karena itu, maka sepatutnya sebagai setiap pemuda pemudi Islam agar menghindari diri dari Perayaan Hari Valentine.

Mengapa? Jelas, karena valentine bukan budaya Islam, bukan pula syariat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. Apalagi Valentine Day pula dapat menjerumuskan kita kepada zina dan maksiat kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Sebagai penutup, penulis kembali mengutip argumen Gus Yusuf  di mana beliau mengajak generasi muda Islam untuk merayakan berbagai perayaan Islam yang sangat banyak ragamnya, seperti Maulid Nabi, Haul, dan lain sebagainya.

“Tapi untuk generasi muda Islam, kita udah banyak kok. Peringatan Maulid Nabi, ada Isra Mi'raj. Kalau mau Haul, Haul Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani,” bebernya. Atas dasar ini, maka sudah semestinya umat Islam tidak perlu untuk ikut merayakan peringatan hari Valentine tersebut.

Nah, itulah sejumlah Fakta tentang Hari Valentine dan Hukum merayakannya menurut pandangan Islam. Sudah faham dan terbuka wawasan, bukan? Semoga bermanfaat. (Wikipedia, NU Online, Youtube)