Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teks Ceramah: 4 Hal yang Dapat Mengantarkan Manusia ke Surga

 4 Hal yang Dapat Mengantarkan Manusia ke Surga

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ اْلهَوَى. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِى الاهتدى. أما بعد فقال الله تعالى فى للقرأن الكريم: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالۡعَصۡرِۙ (1) اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ (2) اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ (3). صدق الله العظيم

Alfailmu.com - Di dalam kehidupan, tentunya kita mengharapkan agar semuanya menjadi baik, mudah, indah, serta sempurna. Karena memang sudah seperti itu keinginan kita lebih condong pada hal yang sempurna, pada hal-hal indah dalam kehidupan. Dengan demikian, bila seandainya Allah Swt membolehkan kita memilih antara surga dan neraka, sudah pasti semua manusia akan memilih masuk surga, bukan?

Teks Ceramah: 4 Amalan yang Dapat Mengantarkan Manusia ke Surga
Ilustrasi: Amalan menuju Surga (Pixabay.com)

Namun, apakah surga yang kita inginkan itu akan Allah berikan begitu saja? Apakah kemudahan menuju surga itu hanya semudah membalikkan telapak tangan? Tentu tidak! Bila di dunia saja untuk sebuah rumah mewah kita mesti bersusah payah.

Bila di dunia saja kita mau memakai baju yang indah kita memerlukan uang dan bersusah payah. Apalagi untuk mendapatkan surga yang jauh lebih indah dari keindahan dunia. Karenanya surga hanya akan Allah Swt berikan kepada mereka yang bersungguh-sungguh mendapatkannya.  

Surga dikelilingi oleh pekerjaan-pekerjaan yang tidak disukai oleh nafsu. Sebaliknya neraka dikelilingi oleh pekerjaan-pekerjaan yang disukai oleh nafsu. Bila kita memperturutkan keinginan nafsu di dunia, maka akan senang di dunia, tetapi pada akhirnya, kita akan celaka. Sedangkan dengan melawan nafsu, barangkali kita kurang bernikmat-nikmat di dunia, tetapi pada akhirnya kita akan bahagia di surga.

Nah, berbicara masalah surga, Rasulullah Saw pernah menyebutnya dalam satu hadis tentang 4 hal yang dapat mengantarkan seseorang menuju surga, sabdanya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

Artinya: Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat. (HR. Ibnu Majah)

1. Memberikan salam kepada sesama muslim

Yang pertama, dalam sabda Nabi Muhammad Saw “wahai manusia, berikanlah salam”. Ini adalah jalan pertama bila ingin masuk surga. Ketika berjumpa dengan orang lain, baik orang sekampung atau dari kampung orang lain, baik kenal atau pun tidak, atas nama sesama muslim, sudah sepatutnya kita saling memberikan salam. Dalam satu hadis, Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ الْـمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْـمُؤْمِنَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَأَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ، تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرِ

Artinya: Sesungguhnya seorang mukmin apabila bertemu dengan mukmin yang lain, lalu ia mengucapkan salam dan mengambil tangannya untuk menjabatnya, maka akan berguguran kesalahan-kesalahan keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun pepohonan. (HR. Al-Mundziri dalam At-Targhib 3/270)

Gugurnya dosa dari tubuh kita seperti gugurnya daun dari dahan pohon. Juga sabda Rasulullah Saw dalam hadis yang lain:

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا (رواه الترمذي)

Artinya: Dari Al Barra bin ‘Azib r.a berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, kecuali dosa keduanya akan diampuni sebelum berpisah.” (HR. Tirmidzi)

Sebaliknya Rasulullah Saw memperingatkan mereka yang bila berjumpa saling acuh, tidak berbicara dan tidak saling menyapa:

قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: لا يحل لمسلم أن يهجر أخاه فوق ثلاث ليال

Artinya: Tidak halal bagi seorang Muslim menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari; keduanya saling bertemu, yang ini berpaling dan yang ini pun berpaling. Yang paling baik di antara mereka berdua adalah yang memulai salam.

Maka hal yang pertama yang dapat mengantarkan manusia ke surga adalah dengan selalu memberikan salam kepada siapa saja yang dijumpai karena salam merupakan penghormatan antara sesama muslim yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Bahkan Rasulullah bersabda:

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: رَأْسُ التَّوَاضُعِ أَنْ يَبْتَدِىءَ بِالسَّلَامِ عَلَى مَنْ لَقِيَهُ مِنَ الْمُسْلِميْنَ فِى الْمَجَالِسِ

Artinya: Pangkal tawadhu’ itu dimulai dengan salam kepada orang-orang muslim yang ditemui di majlis-majlis.

Dalam Kitab Jauhar Mauhub disebutkan, bahwa dianjurkan bagi kita agar setiap hari memberikan salam sekurang-kurangnya untuk 10 orang dan salam tersebut yang berasal dari kita, artinya kita yang pertama kali memberikan salam kepada orang lain. Nah, itu pahalanya besar sekali bagi mereka yang memulai memberikan salam pada setiap perjumpaan dengan orang lain.

2. Memberikan makanan kepada orang lain

Kedua, hal yang dapat mengantarkan manusia ke surga yaitu dengan “berikan makanan”. Memberikan makanan serta minuman, artinya mendermakan sebagian harta yang ada pada kita merupakan ciri-ciri orang bertakwa. Dalam Al-Qur'an Allah Swt sebutkan:

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah: 3)

Menyumbangkan sebagian harta kepada orang lain, anak yatim, fakir miskin merupakan satu jalan mendapatkan rida dari Allah Subhanahu Wata’ala. Bahkan ciri-ciri amalan kita diterima oleh Allah, yaitu kita yang gemar bersedekah, jangan pelit. Karena Sabda Rasulullah Saw:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنْ النَّارِ وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنْ اللَّهِ بَعِيدٌ مِنْ الْجَنَّةِ بَعِيدٌ مِنْ النَّاسِ قَرِيبٌ مِنْ النَّارِ 

Artinya: Dari Abi Hurairah r.a dari Nabi Saw, beliau berkata, “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.”

Maka berinfaqlah di jalan Allah Swt, kita bantu fakir miskin, anak yatim, barangkali dengan membantu mereka ada hajat dan keinginan yang belum dikabulkan maka dikabulkan oleh Allah Swt. Nabi Saw pernah berkata kepada Para Sahabat:

أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلٌ يَشْكُوْ قَسْوَةَ قَلْبِهِ، قَالَ : أَتُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُك، وَ تُدْرَكَ حَاجَتُكَ؟ اِرْحَمِ الْيَتِيْمَ، وَامْسَحْ  رَأْسَهُ، وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ، يَلِنْ قَلْبُكَ، وَتُدْرَكْ حَاجَتُكَ (رواه الطبراني)

Artinya: Seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw mengeluhkan tentang kerasnya hati. Nabipun bertanya: “Sukakah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. al-Thabrani)

Salah satu perantara untuk memperoleh hajat, yaitu dengan membantu anak yatim, dan mendermakan untuk orang yang membutuhkan di sekitar kita. Nah, itu yang kedua hal yang dapat mengantarkan manusia ke surga.

3. Menyambung silaturrahmi dengan sesama

Yang ketiga, “sambunglah silaturrahmi”, ini merupakan anjuran Islam dan Nabi kita Muhammad Saw. Kita shalat lima waktu rajin, ibadah yakin, tetapi silaturahmi kita putuskan. Ketika silaturrahmi kita putus, maka tidak ada makna ibadah yang kita kerjakan tersebut. Rasulullah sebutkan dalam satu hadis dalam Kitab Nasaih Al-Diniyah:

لعن الله قاطع الرحم إن مات أمام الكعبة

Artinya: Allah melaknat orang-orang yang memutuskan silaturrahmi, sekalipun ia meninggal di depan ka'bah.

Orang yang memutuskan silaturrahmi, sekalipun meninggal di depan ka’bah, tiap bulan umrah, tiap tahun berhaji, bila ia memutuskan silaturrahmi sungguh Allah akan tetap melaknat kita. Walaupun kita meninggal di tanah mulia dengan berganda-ganda pahala. Karena memutuskan silaturrahmi adalah kejahatan besar.

Nah, maka bila ada di sekitar kita orang yang memutuskan silaturrahmi, ini sudah harus berhenti dan bertaubat kepada Allah. Sambung silaturrahmi. Dalam hadis lain Rasulullah Saw bersabda:

لا يدخل الجنة قاطع رحم. (أخرجه مسلم في صحيحه)

Artinya: Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahmi. (HR. Muslim di dalam Shahihnya)

Bukankah kita beribadah untuk masuk surga? Bukankah shalat, puasa, sedekah dan sebagainya untuk bekal masuk surga? Maka di situ Nabi Saw ingatkan bahwa orang yang memotong silaturrahmi tidak masuk surga. 

Oleh karena itu, wahai sekalian jamaah, alangkah sayang bila kita beribadah sedangkan kita saling marah dengan saudara, bermusuhan, memutuskan silaturrahmi, sekalipun kita meninggal di depan ka’bah, Allah tetap tidak menyukai orang yang memotong silaturrahmi.

4. Shalat malam (Qiamullail)

Yang keempat pesan Nabi Saw dari hadis di atas, “dan shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur”. Bangun malam, walau hanya 2 rakaat, karena orang sering mendirikan malam dengan shalat merupakan ciri-ciri penghuni surga yang Rasulullah Saw janjikan.

Maka kita bangun malam, memohon kepada Allah, menangis, sharing kepada-Nya, tumpahkan semuanya kepada Allah Ta'ala. Karena hanya Allah Swt  yang dapat menuntaskan segala masalah. Jangan meminta dan kita mengadu kepada manusia, karena kita akan menjadi hina kita. Sehingga dengan demikian, keinginan kita akan tercapai di dunia-akhirat, dan tentunya Allah akan mengantarkan kita menuju surga-Nya.

Demikianlah ceramah singkat tentang 4 Hal yang Dapat Mengantarkan Manusia ke Surga. Dengan mengamalkan 4 hal anjuran Rasulullah tersebut, semoga kita semua Allah Swt kumpulkan di dalam surga-Nya, Amiin. (Tgk. Rahmat Fajri, disunting)